news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PKS Kritisi Jokowi di Pernikahan Atta-Aurel Lalu Diunggah Sekretariat Negara

4 April 2021 21:36 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (tengah) menjadi saksi pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah di Hotel Raffles Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (3/4).  Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (tengah) menjadi saksi pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah di Hotel Raffles Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (3/4). Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Kehadiran Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana di pernikahan Youtuber Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah pada Sabtu (3/4) kemarin, menarik perhatian luas.
ADVERTISEMENT
Juru Bicara PKS Ahmad Fathul Bari menyoroti kehadiran Jokowi itu dalam acara yang sangat diwaspadai memicu kerumunan di masa pandemi COVID-19.
"Presiden sebagai Kepala Negara harus menjadi teladan yang baik, apalagi pernah ada kerumunan yang terjadi yang secara tidak langsung mungkin dilakukan oleh beliau sendiri saat di NTT atau contoh lainnya. Sehingga bukan hanya keteladanan yang dapat beliau contohkan, tetapi juga keadilan pun dapat dirasakan bagi masyarakat," ucap Fathul Bari, Minggu (4/4).
"Mudah-mudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan tidak melanggar berbagai aturan terkait," imbuhnya.
Fathul lalu mempertanyakan mengapa akun resmi negara memposting kehadiran Presiden dalam pernikahan Atta-Aurel diposting dalam akun resmi Sekretariat Negara (Setneg) di Twitter. Sebab, hal itu dinilai tak relevan.
ADVERTISEMENT
Fathul juga mempertanyakan soal sikap KPI yang awalnya tegas melarang penayangan pernikahan di media, lalu kini seolah tak berlaku karena dihadiri Presiden Jokowi.
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) memberikan ucapan selamat usai menjadi saksi pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah di Hotel Raffles Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (3/4). Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
"Soal frekuensi publik yang digunakan untuk menyiarkan secara langsung hal-hal seperti itu. Sejak awal sudah ada peringatan keras oleh KPI, karena hal semacam ini sudah beberapa kali dilakukan oleh televisi yang memakai frekuensi publik. Tapi saya kurang paham justifikasi apa yang dipakai KPI yang relatif berubah untuk siaran langsung yang dihadiri Presiden kemarin," ujar Fathul.
Lebih jauh, ia mengingatkan pemerintah untuk lebih berhati-hati dan melihat nilai urgensi sebuah tayangan, terlebih saat ini Indonesia masih dalam suasana pandemi.
"Sebaiknya menjadi perhatian penting oleh Presiden dan Pemerintah, apalagi kita masih berada dalam situasi pandemi dengan berbagai tantangan dan kesulitan yang dihadapi masyarakat," tandas Fathul.
Presiden Joko Widodo (tengah) menjadi saksi pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah di Hotel Raffles Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (3/4). Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden