PKS Sambut Baik Habib Umar Assegaf dan Petugas PSBB Berdamai

23 Mei 2020 16:20 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Viral Video Abdullah Assegaf lawan petugas PSBB Surabaya Raya. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Viral Video Abdullah Assegaf lawan petugas PSBB Surabaya Raya. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Anggota DPR Fraksi PKS Sigit Sosiantomo menyambut baik keputusan Habib Umar Abdullah Assegaf dengan petugas Satpol PP yang menjaga kebijakan PSBB, Asmadi, untuk berdamai. Sigit juga mengapresiasi sikap Habib Umar Abdullah Assegaf yang akan memberangkatkan Asmadi untuk beribadah umrah.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah di bulan yang mulia dan menjelang hari raya, akhirnya masalah ini bisa diselesaikan dengan islah. Sikap Habib Umar dan Asmadi yang secara tulus saling memaafkan ini patut kita apresiasi. Tidak hanya tulus, Habib Umar Assegaf juga akan memberangkatkan umroh Asmadi. Masyaallah sebuah contoh akhlak yang mulia," kata Sigit dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (23/5).
Anggota dewan asal Jawa Timur itu pun mengapresiasi langkah Polda Jatim yang mampu menjadi perantara dalam upaya mediasi kedua belah pihak tersebut.
"Upaya mediasi yang dilakukan Polda Jatim juga patut kita apresiasi. Sebagai pengayom masyarakat, kepolisian sudah mrnjalankan tugasnya dengan baik," tuturnya.
Viral Video Abdullah Assegaf lawan petugas PSBB Surabaya Raya. Foto: Dok. Istimewa
Sigit pun berharap dalam penerapan kebijakan PSBB, petugas keamanan di lapangan tak lagi melakukan kekerasan fisik kepada masyarakat karena akan menimbulkan masalah baru. Anggota Komisi V DPR itu mengatakan sebaiknya petugas melakukan langkah yang persuasif.
ADVERTISEMENT
"Dan berharap kedepan tidak terulang lagi tindakan kekerasn fisik apalagi terhadap ulama sepuh. Tegakkan aturan secara baik dan adil. Jangan ada lagi kekerasan fisik kepada masyarakat yang melanggar. Kekerasan fisik hanya akan menimbulkan masalah baru. Lebih baik dilakukan secara persuasif dan humanis," ucapnya.
Menurutnya, ketidakdisplinan masyarakat terjadi karena kebijakan pemerintah yang sering berubah dalam menghadapi virus corona. Sehingga, kata dia, masyarakat menganggap seolah kebijakan PSBB sudah tak berlaku.
"Ketidakdisiplinan masyarakat juga di picu dengan sering berubahnya aturan penanganan COVID-19. Juga pernyataan pemerintah yang berbeda-beda dan gonta ganti soal pulang kampung dan mudik, pembukaan kembali bandara, terminal, ramainya mal dan tempat-umum lainnya," tuturnya.
"Juga perlakuan tak adil terhadap kerumunan di masjid dan di mal/pasar, juga punya andil dalam masalah kedisiplinan warga. Akhirnya di lapangan banyak masyarakat banyak yang kebingungan dan menganggap tidak penting lagi aturan-aturan dalam PSBB," pungkas Sigit.
ADVERTISEMENT
==========
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.