Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
ADVERTISEMENT
Bergabungnya Sandiaga Uno ke dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf, menggenapkan kekecewaan masyarakat yang semula mendukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019. Potret itu ditunjukkan PKS yang mengaku sedih dengan keputusan Prabowo-Sandi kini jadi anak buah Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Saya lebih sedih lagi ketika Pak Prabowo dengan Bang Sandi masuk dalam pemerintahan," ucap Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera dalam diskusi survei SMRC, Selasa (29/12).
Mardani menyebut, Prabowo-Sandi diharapkan menjadi simbol oposisi setelah pertentangan hebat yang memecah masyarakat pada dua kelompok di 2019. Tapi kekuatan penyeimbang itu justru melemah dengan masuknya Prabowo-Sandi di kabinet.
"Ini tidak ada baper, tapi saya cuma perlu berpikir bahwa demokrasi perlu diperkuat dengan ada kelompok penyeimbang yang kokoh. Demokrasi itu kompetisi. Ada perbedaan yang difasilitasi, bukan kesatuan yang dipaksakan," tutur anggota DPR itu.
Dia menyesalkan pertentangan di 2019 ternyata berujung kompromi. Mardani menyebutnya backfire (bumerang). Dampaknya, PKS yang paling tegas mendeklarasikan diri oposisi, tidak punya suara dukungan di DPR dalam menyikapi keputusan-keputusan terkait kebijakan pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Boleh saja Pak prabowo dan Sandi gabung, tapi rakyat di bawah ini loh dampaknya terhadap yang saya menyebut backfire gitu loh," kata Mardani.
"Kalau voting 81-72, ya kalah terus. Kebijakan publik kita makin berjalan dari masyarakat," pungkasnya.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.