PKS soal Stafsus Milenial Jokowi: Jangan Cuma Gimik

23 November 2019 12:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo bersama staf khusus yang baru dari kalangan milenial ketika diperkenalkan di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11).  Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo bersama staf khusus yang baru dari kalangan milenial ketika diperkenalkan di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo telah menunjuk 7 staf khusus baru dari generasi milenial untuk membantu pemerintahannya. Namun, penunjukan stafsus tersebut menuai pro dan kontra. Pihak yang kontra, salah satunya PKS, menganggap stafsus tersebut tidak memiliki peran yang jelas.
ADVERTISEMENT
Juru bicara PKS, Muhammad Kholid, berharap keberadaan stafsus milenial benar-benar membantu Jokowi dalam perumusan kebijakan. Untuk itu menurutnya perlu ada tugas yang jelas bagi para anak muda itu. Jangan sampai, kata Kholid, stafsus tersebut hanya gimik pemerintah untuk melibatkan anak muda.
"(Adanya stafsus muda semoga) bukan hanya gimmick milenial, bukan hanya gimik tapi policy," kata Kholid dalam diskusi 'Efek Milenial di Lingkaran Istana' di Hotel Ibis, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11).
Terlebih, kata dia, pemerintah telah memiliki sejumlah lembaga yang memiliki kewenangan untuk memberikan masukan terhadap presiden. Sehingga ia menganggap adanya stafsus milenial semakin membuat lembaga pemerintahan gemuk.
Diskusi polemik efek milenial di kalangan istana, Sabtu (23/11). Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
"Lembaga kepresidenan kalau kita lihat desainnya itu sudah sangat tambun sekali. Ada Mensesneg, ada KSP dan sejumlah deputi-deputinya, ada utusan khusus, ada wantimpres dan sekarang ditambah lagi 14 stafsus," kata dia.
ADVERTISEMENT
Ia khawatir gemuknya lembaga pemerintahan justru membuat Jokowi bingung dalam memutuskan suatu kebijakan.
"Katanya membantu tugas presiden ya semua membantu, membantu berkomunikasi semuanya juga membantu dengan komunikasi. Sehingga nanti kalau terlalu banyak yang membantu, terlalu banyak yang memberi masukan, itu saya mikir apakah Bapak Presiden nanti enggak makin bingung," tutup Kholid.