Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
PKS soal Tambahan Jatah Menteri: Gak Menuntut, tapi Kalau Dikasih Gak Nolak
27 Februari 2025 10:49 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Bendahara Umum PKS Mahfudz Abdurrahman menyebut tak pernah memberi harapan khusus terkait jatah menteri di Kabinet Merah Putih. Sebab, mereka 'partai baru' di koalisi Presiden Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita ke sana itu maka kita juga nggak banyak menuntut ketika kita bergabung kan begitu. Meskipun juga nggak menolak kalau dikasih," kata Mahfudz kepada wartawan, Kamis (27/2).
Menurutnya, bila PKS dapat menteri adalah hal yang wajar. Namun posisi partainya tak sampai mendorong.
Saat ini terhitung hanya punya satu menteri di kabinet yang dipilih Prabowo berdasarkan usulan mereka. Ia adalah Menteri Ketenagakerjaan Yassierli.
"Itu sebagai konsekuensi logis kan begitu. Ya kita masih menunggu aja sih. Dan kalaupun memang ada itu juga bagian dari sesuatu yang wajar dalam konteks koalisi," kata dia.
"Tapi semangat kita memang tetap masih dalam konteks membangun bangsa kan. Artinya dua periode terutama pada kepemimpinan yang kemarin itu kan kita berantem terus," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Ia mencontohkan Pilgub DKI 2017 lalu, PKS dan Gerindra atau kubu Prabowo juga bersaing. Katanya, hal tersebut juga tak baik buat bangsa sehingga tahun ini bergabung.
"DKI juga berantem karena akhirnya kita juga nggak berkesempatan untuk mikirin negeri dan bangsa ini kan begitu," katanya.
Kata dia, selama 2 periode sebelum Prabowo menjabat, masyarakat terbelah. Sehingga saat ini waktu yang tepat untuk bersatu dan mendukung kemajuan bangsa.
"Selama 2 periode ini kita berantem (terbelah) akibat Pilgub DKI dan pilpres. Sehingga enggak lagi berkesempatan bersatu memikirkan dan bekerja sama memajukan bangsa, padahal banyak potensi di negeri ini yang bisa dieksplor menjadi kekuatan," kata dia.
"Potensi-potensi positif yang bisa kita eksplor yang akan menjadi kekuatan kan begitu. Tapi ya berantem terus kalau nggak berujung begini kasihan Indonesia dan kasihan rakyat, kasihan bangsa kan begitu," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Menurutnya yang ke depan harus dijaga adalah persahabatan untuk memajukan bangsa. Apalagi PKS dan Prabowo sudah bersahabat lama.
"Belakangan kita berpikir enggak usah lagi kita ribut. Pilkada serentak dan pilpres dah selesai. Siapa pun yang menang kita dukung, luka-luka kita sembuhkan, lupakan yang sudah berlalu dan kita berjabat tangan bersatu memajukan Indonesia," ujarnya.
"Sementara dengan Prabowo dah lama kita bersahabat dalam pilpres. Selama ini kita selalu berkomunikasi baik-baik saja meski berbeda tempat, apalagi jika dah berada di tempat yang sama," tutup dia.