PKS Tak Hadiri Rapat Pemenangan Anies-Cak Imin di NasDem Tower

6 September 2023 17:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketum PKB Muhaimin Iskandar disambut Ketua Fraksi NasDem, Ahmad Ali saat tiba di DPP NasDem, Jakarta, Rabu (6/9/2023).  Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketum PKB Muhaimin Iskandar disambut Ketua Fraksi NasDem, Ahmad Ali saat tiba di DPP NasDem, Jakarta, Rabu (6/9/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) menggelar rapat pemenangan capres-cawapres mereka, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, di NasDem Tower, Jakarta, Rabu (6/9). Dalam rapat itu, PKS yang merupakan anggota koalisi tak hadir.
ADVERTISEMENT
Cak Imin tiba di NasDem Tower sekitar pukul 13.20 WIB. Ia didampingi sejumlah elite PKB, yaitu Sekjen DPP PKB Hasanuddin Wahid, Waketum Jazilul Fawaid, Ketua Fraksi PKB DPR RI Cucun A Syamsurijal, Wakil Ketua Dewan Syuro Maman Immanulhaq, Ketua DPP PKB Faisol Riza hingga Wasekjen Saiful Huda.
Namun kehadiran Cak Imin di rapat tersebut hanya sekitar 20 menit saja. Saat pulang, Cak Imin mengaku ia hanya diminta membuka rapat saja. Setelah ia pulang, rapat tersebut masih berlanjut.
Rapat tersebut baru selesai sekitar pukul 17.05 WIB. Saat rapat usai pun, perwakilan PKS tetap tak ada yang terlihat hadir.
Belum ada penjelasan mengapa PKS tak ikut hadir dalam rapat tersebut.
Bakal calon presiden Anies Baswedan (kiri) dan bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar (kanan) berfoto bersama di sela Deklarasi Capres-Cawapres 2024 di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023). Foto: Moch Asim/Antara Foto
Meski PKS masih menjadi bagian dari KPP, namun sebenarnya mereka belum secara resmi menyatakan setuju Cak Imin menjadi cawapres Anies.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Partai Demokrat, yang tadinya merupakan anggota KPP memilih mencabut dukungannya karena merasa dikhianati soal pemilihan cawapres.
PKB yang sebelumnya menjadi bagian dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mendukung Prabowo Subianto pun otomatis keluar dari koalisinya karena bergabung dengan KPP. Mereka memilih keluar karena tak kunjung mendapat kepastian soal cawapres.