PKS: UGM Institusi Tua dan Berkelas, Sayang Kalau Dipolitisasi

15 November 2018 13:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penggagas #2019GantiPresiden, politikus PKS Mardani Ali Sera. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penggagas #2019GantiPresiden, politikus PKS Mardani Ali Sera. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menjadi sorotan publik. Setelah melarang Sudirman Said mengisi seminar di kampus itu, kini UGM membiarkan Ketua DPP PSI Tsmara Amany memberikan seminar. UGM dinilai diskriminatif terhadap sejumlah tokoh yang berada di luar pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyesalkan sikap UGM tersebut. Sebagai kampus akademis berkelas, menurut Mardani, harusnya UGM bisa memberikan ruang seluas-luasnya bagi semua pihak untuk berbagi pemahaman.
“UGM itu institusi tua dan berkelas, sayang kalau dipolitisasi. Jadi monggo publik yang menilai sendiri,” kata Mardani saat dihubungi, Kamis (15/11).
Menurut Mardani, semua pihak harusnya bebas berkreasi di dunia akademik. Apalagi, makin banyak tokoh yang terlibat dalam diskusi di lingkungan kampus tentunya akan memberi manfaat lebih bagi mahasiswa.
“Justru baik jika semua diberi kesempatan untuk berkreasi, menyampaikan pemahaman-pemahaman akademis di dalam kampus,” ujar Mardani.
Sebelumnya, Tsamara menegaskan kegiatannya sebagai pembicara di PSI bukanlah ajang kampanye. Ia menjadi pembicara untuk menyuarakan masalah gender dan kekerasan pada perempuan.
ADVERTISEMENT
“Saya kira saya di sini murni berbicara masalah gender, masalah kekerasan seksual. Tidak ada niat kampanye apapun. Saya enggak mengajak memilih, jadi nggak ada persoalan itu. Ini juga sudah jauh-jauh hari kita bicarakan,” kata Tsamara, Rabu (14/11).
Kampus UGM di Yogyakarta (Foto: Dok. Dwita Komala Santi)
zoom-in-whitePerbesar
Kampus UGM di Yogyakarta (Foto: Dok. Dwita Komala Santi)
Sementara itu, di kesempatan yang berbeda, Sudirman meminta UGM dan seluruh universitas di Indonesia mampu menjaga marwahnya, dan memberi ruang untuk menyampaikan pendapat secara bebas.
"Saya dan masyarakat pasti berharap agar seluruh kampus mampu menjaga marwahnya sebagai pusat pemikiran dan peradaban yang dapat diandalkan. Sebagai pusat pemikiran kampus harus terbuka menjadi sarana diskursus, memberi ruang kebebasan berpikir dan berpendapat," ucap Sudirman.