news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PKS: Wapres Minta Maaf soal Corona, tapi Pembuat Kebijakan Tak Merasa Bersalah

22 Mei 2020 10:39 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Foto: Dok. Setwapres
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Foto: Dok. Setwapres
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam pernyataan resmi selamat Idul Fitri menyelipkan permintaan maaf kepada masyarakat karena COVID-19 di dalam negeri belum juga hilang. Dalam pernyataan itu Ma'ruf Amin juga meminta masyarakat sabar.
ADVERTISEMENT
Ketua DPP PKS Ledia Hanifa Amalia mengapresiasi permintaan maaf pemerintah yang disampaikan Ma'ruf tersebut. Sebab sejak awal pemerintah memang abai terhadap bahaya corona.
"Meminta maaf itu bagus. Apalagi jika disertai dengan meminta maaf atas kesalahan apa yang dilakukan," kata Ledia saat dimintai tanggapan, Jumat (22/5).
Berbagai kebijakan yang abai antara lain, penanganan COVID-19 yang serabutan dan tidak memprioritaskan tenaga medis. Namun, meski Ma'ruf sudah meminta maaf, Ledia menduga pejabat pemerintah yang sudah membuat kebijakan tidak merasa bersalah. Hal ini menjadi ironi karena justru Ma'ruf yang meminta maaf
Sebab, tidak ada perubahan kebijakan agar penanganan wabah corona semakin baik. Jika benar-benar merasa bersalah, harusnya diikuti dengan perubahan kebijakan.
"Tidak sinkronnya kebijakan yang dikeluarkan pejabat di pemerintah pusat sehingga membuat pemerintah daerah dan masyarakat bingung, kebijakan yang mencla-mencle dan sebagainya," sebut Sekretaris Fraksi PKS DPR itu.
ADVERTISEMENT
Ledia berpandangan meminta maaf saja tidak cukup, tapi harus dibuktikan dengan kinerja yang lebih baik. Ledia mengingatkan jangan sampai masyarakat menjadi korban.
Ledia Hanifa, anggota DPR RI Fraksi PKS. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Terlebih menurut Ledia, data hingga Kamis (21/5) menunjukkan COVID-19 di Indonesia tak menunjukkan tren penurunan tapi justru melonjak. Penambahan kasus pada Kamis (21/5) mencapai hampir seribu orang. Ia yakin hal ini disebabkan oleh kebijakan yang belum juga dibenahi.
"Edukasi yang minim, penanganan kesehatan yang minim, penanganan bantuan sosial yang datanya ngawur, penanganan dampak ekonomi yang tidak tepat plus membiarkan sejumlah orang mengambil kesempatan dalam kesempitan di tengah musibah ini adalah kesalahan besar yang harus segera diperbaiki. Tak cukup hanya dengan meminta maaf," tandas Ledia.
Sebelumnya, dalam keterangan resminya Ma'ruf Amin membeberkan alasan mengapa corona belum hilang dari Indonesia. Salah satu alasannya karena virus corona memang sulit dihilangkan. Selain itu karena jumlah penduduk yang memang sangat banyak.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Ma'ruf juga menilai masih banyak masyarakat belum mematuhi protokol COVID-19.
"Kami pemerintah mohon maaf karena memang bahaya belum hilang, bahaya corona ini belum hilang," kata Ma'ruf Amin dalam pernyataan resminya, Kamis (21/5).
=====
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
**
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.