PLN Ungkap Masalah Pemadaman Listrik di Sulsel yang Dikeluhkan Warga ke Gibran

27 November 2023 6:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ilustrasi gardu listrik PLN. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gardu listrik PLN. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
PLN buka suara soal permasalahan yang membuat pemadaman listrik di Sulawesi Selatan berlangsung lama. Masalah pemadaman ini sempat dikeluhkan influencer di Makassar ke cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, karena terjadi selama 6 jam tiap hari.
ADVERTISEMENT
Cuaca panas yang berkepanjangan menjadi alasan PLN kekurangan pasokan listrik bagi warga. Sebab cuaca ekstrem itu membuat debit air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkurang. Padahal 33 persen pasokan listrik Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) berasal dari PLTA.
Di sisi lain, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dimaksimalkan produksinya secara terus menerus juga perlu menjalani pemeliharaan. Maka itu PLN terpaksa harus melakukan manajemen beban.
Meski begitu, PLN terus melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Seperti melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di daerah tangkapan air di sekitar lokasi PLTA.
Selain itu juga penambahan pembangkit dan mengoptimalkan sistem interkoneksi sistem kelistrikan Sulbagsel yang terhubung mulai dari Sulawesi Selatan daratan, Sulawesi Barat, Palu (Sulawesi Tengah) dan Sulawesi Tenggara daratan sehingga bisa saling menopang.
ADVERTISEMENT
“Kami upayakan juga dengan penambahan pembangkit yang saat ini sudah masuk 30 MW. Kemudian akan masuk lagi tambahan 50 MW pada akhir Desember 2023," ungkap General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch. Andy Adchaminoerdin dalam keterangannya, dikutip Senin (27/11).
Foto udara Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bili-Bili yang berhenti sementara beroperasi di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (23/11/2023). Foto: Arnas Padda/Antara Foto
"Kami juga sedang lakukan percepatan penambahan pembangkit Inter Temporary Capacity di Punagaya sebesar 200 MW yang ditargetkan masuk sistem pada Maret 2024,” tambahnya.
Lebih lanjut, Andy memohon maaf terkait manajemen beban yang dilakukan. Ia berharap masyarakat bersedia bahu membahu dengan menurunkan penggunaan pemakaian listrik sehari-hari sambil menunggu pemulihan sistem kelistrikan.
“Untuk mengurangi dampak dan durasi padam, mohon dukungan masyarakat untuk sementara waktu ini agar bersama-sama mengurangi pemakaian listriknya sekitar 30 persen selama masa pemulihan pembangkit," tutup Andy.
ADVERTISEMENT