PLTSa Merah Putih di Bantar Gebang Sudah Ubah 9.879 Ton Sampah Jadi Listrik

9 Maret 2021 18:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perkembangan PLTSA Merah Putih di Bantar Gebang. Foto: PPID DKI Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Perkembangan PLTSA Merah Putih di Bantar Gebang. Foto: PPID DKI Jakarta
ADVERTISEMENT
Salah satu program prioritas Pemprov DKI Jakarta adalah penanggulangan tumpukan sampah dan perpanjangan umur manfaat Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi.
ADVERTISEMENT
Mulai 2019, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI bekerja sama dengan Pusat Teknologi Lingkungan (PTL) dan Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT) dalam pelaksanaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di TPST Bantar Gebang.
Proyek tersebut diberi nama PLTSa Merah Putih. Selain membantu memperpanjang umur TPST, proyek ini diperkirakan mampu mengurangi jumlah sampah dengan signifikan, cepat, ramah lingkungan, serta menghasilkan energi terbarukan.
Perkembangan PLTSA Merah Putih di Bantar Gebang. Foto: PPID DKI Jakarta
PLTSa Merah Putih didesain dengan waktu operasi 24 jam per hari dan 250-300 hari per tahun. Pengoperasian tersebut menggunakan bahan bakar sampah berkapasitas hingga 100 ton per hari.
Plt Kepala DLH DKI, Syaripudin, menjelaskan PLTSa Merah Putih sudah beroperasi selama 221 hari. Selama itu, sampah yang diolah mencapai 9.879 ton.
ADVERTISEMENT
“Berdasarkan jumlah hari operasional sinkronisasi dengan turbin, total energi listrik yang dihasilkan mencapai 783,63 MWh atau sekitar 110,59 kWh/ton sampah yang dibakar,” jelas Syaripudin, Selasa (9/3).
Perkembangan PLTSA Merah Putih di Bantar Gebang. Foto: PPID DKI Jakarta
Dari proses pembakaran sampah tersebut, dihasilkan Fly Ash and Bottom Ash (FABA) atau residu dari pembakaran sejumlah 1.918 ton.
“Tahun 2020 diproduksi 29,263 paving block dan produksi rata-rata per bulan sebesar 3,658 buah/bulan sebagai pemanfaatan FABA," tambah Syaripudin.
Sejumlah pekerja mencari barang untuk didaur ulang di tempat pembuangan terbesar di Jakarta, Bantar Gebang, Bekasi. Foto: AFP/Bay Ismoyo
Sementara itu, Kepala Unit Pengelolaan Sampah Terpadu DLH Provinsi DKI Jakarta, Asep Kuswanto, berharap PLTSa ini dapat menjadi alternatif pengolahan sampah yang berguna bagi masyarakat, terutama dalam pembelajaran pengolahan sampah secara termal.
Hal ini guna mewujudkan fasilitas pengolahan sampah sejenis dengan skala besar di masa mendatang. “Ini sejalan dengan visi TPST Bantar Gebang sebagai pusat riset dan studi persampahan,” tutup Asep.
ADVERTISEMENT