PM Australia Larang Demo Pro-Palestina Peringati Setahun Serangan Israel ke Gaza

3 Oktober 2024 14:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berpidato saat rapat parlemen di Australia, Selasa (20/8/2024). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berpidato saat rapat parlemen di Australia, Selasa (20/8/2024). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Australia melarang demo pro-Palestina memperingati satu tahun serangan Israel ke Gaza yang jatuh pada 7 Oktober 2024 nanti. Dia menyebut aksi tersebut provokatif.
ADVERTISEMENT
Setahun Israel menyerbu Gaza, sebanyak 41 ribu orang tewas. Otoritas kesehatan di Gaza mengungkap mayoritas korban jiwa adalah warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak.
Adapun larangan yang disampaikan PM Anthony Albanese diumumkan pada Rabu (2/10/2024). Menurut Albanese jika acara peringatan digelar di Australia, maka berpotensi menciptakan banyak persoalan.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese bersama Rektor Universitas Hasanuddin Jamaluddin Jompa di Universitas Hasanuddin, Makassar, Senin (7/6/2022). Foto: ANDRI SAPUTRA / AFP
"Saya akan menghadiri peringatan untuk mengenang hari yang buruk itu," kata Albanese seperti dikutip dari Al-Jazeera.
"Tetapi setiap yang nampak seperti perayaan, saya pikir, itu bisa menciptakan ketidakharmonisan. Kami perlu mempromosikan kohesi sosial pada negara multibudaya ini," sambung dia.
Komentar Albanese datang setelah kepolisian di Negara Bagian New South Wales meminta pengadilan tinggi melarang aksi lilin memperingati kekejaman dan genosida di Gaza, serta demo-demo pro-Palestina yang rencananya digelar pada 6 Oktober 2024.
ADVERTISEMENT
"Kendati kami mendukung hak berkumpul secara damai kami tak yakin protes akan berlangsung secara damai," papar kepolisian New South Wales.
Kelompok pro-Palestina yang berencana menggelar aksi peringatan, Palestine Action Group, mengutuk larangan itu. Mereka sepakat menyebut itu sebagai serangan terhadap hak dasar demokrasi.
"Kami punya hak untuk demo dan kami menolak mengalah atas serangan politis yang bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari fakta bahwa massa di negara ini menentang keterlibatan pemerintah Australia dalam genosida ini," tegas kelompok itu.