Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong. Pertikaian mereka dipicu perintah pengadilan Australia menghapus atau menurunkan unggahan video tentang penusukan pendeta di Sydney yang terjadi pada 15 April 2024 lalu.
ADVERTISEMENT
Pada Senin (23/4) pengadilan federal Australia mengabulkan keinginan badan regulator siber, eSafety, untuk menghapus atau menurunkan unggahan penusukan pendeta Mar Mari Emmanuel yang viral di media sosial.
Akan tetapi media sosial X, yang dimiliki Musk, menolaknya. Mereka hanya akan menyembunyikan unggahan itu untuk user di Australia, tapi tetap membuka untuk user global.
X menegaskan, Pemerintah Australia tidak punya wewenang mendikte konten X secara global.
Keputusan X tersebut membuat PM Albanese mengejek Musk. Dia mengatakan, media sosial seharusnya punya tanggung jawab sosial.
Alih-alih mematuhi tanggung jawab sosial, kata Albanese, Musk malah memperjuangkan untuk mempertahankan konten kekerasan di platform X.
"Kami akan melakukan apa pun untuk melawan miliarder sombong itu yang berpikir dia kebal hukum," kata Albanese seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
"Apa yang Komisioner eSafety lakukan adalah tugas melindungi kepentingan Australia," sambung dia.
Musk malah menyebut eSafety sebagai komisi sensor Australia. Ia juga menegaskan X akan berdiri untuk membela kebebasan berpendapat dan kebenaran agar tidak didikte propaganda dan sensor.
"Saya akan mengambil waktu untuk bersyukur karena PM sudah memberi tahu ke publik bahwa platform ini satu-satunya yang benar," ucap Musk.
Pendeta Mar Mari Emmanuel dari Gereja Assyrian Christ The Good Shepherd ditusuk seorang remaja pria 16 tahun saat kebaktian yang tayang secara live streaming.