PM Australia Temui Joe Biden, Akan Umumkan Proyek Kapal Selam Nuklir

8 Maret 2023 12:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berbicara selama KTT ASEAN-Australia sebagai bagian dari KTT ASEAN ke-40 dan ke-41 di Phnom Penh, Kamboja, Sabtu (12/11/2022). Foto: Tang Chhin Sothy/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berbicara selama KTT ASEAN-Australia sebagai bagian dari KTT ASEAN ke-40 dan ke-41 di Phnom Penh, Kamboja, Sabtu (12/11/2022). Foto: Tang Chhin Sothy/AFP
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese akan bertemu Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Pertemuan di Negeri Paman Sam itu dipakai untuk mengumumkan kesepakatan kapal selam nuklir antar dua negara.
ADVERTISEMENT
Kepemilikan kapal selam bertenaga nuklir oleh Australia menjadi isu kontroversial dalam 18 bulan terakhir. Meski demikian, Albanese menegaskan bahwa teknologi kapal selam nuklir merupakan lompatan besar bagi kemampuan pertahanan Australia.
"Saya akan bertemu Presiden Biden di Amerika Serikat. Kami akan umumkan mengenai detail lebih lanjut mengenai pengaturan bakal dilakukan," kata Albanese seperti dikutip dari Reuters.
Selama satu setengah tahun, Australia, AS dan Inggris membicarakan kapal selam tenaga nuklir dengan tertutup.
Persetujuan itu dicapai lewat pembentukan alianasi pertahanan, AUKUS. Ketika pertama kali diumumkan tiga negara AUKUS yaitu Australia, Inggris dan AS menegaskan tujuan utama mereka adalah berbagi teknologi militer dan teknologi canggih lainnya.
Perwujudan AUKUS dengan kapal selam nuklir Australia, yang dibantu AS dan Inggris, merupakan sejarah besar. Sebab, ini adalah kali pertama AS berbagi teknologi kapal selam nuklir ke pihak lain.
ADVERTISEMENT
Tindakan itu dilakukan AS terakhir kali pada 1960an. Saat itu AS membantu menolong Inggris merancang kapal selam nuklir.
Sampai sekarang bagaimana rupa kapal selam nuklir Australia, apakah mereka membeli dari Inggris, AS atau membangun kapal selam tersendiri dengan bantuan dua negara itu belum ditentukan.
Meski demikian, nilai kontrak kapal selam nuklir Australia mencapai puluhan miliar USD. PM Albanese percaya proyek ini tidak hanya memperkuat pertahanan, tapi akan menciptakan lapangan kerja.
Pembentukan AUKUS yang berujung kapal selam Australia mengundang kekhawatiran negara-negara tetangga, termasuk Indonesia.
Pada Februari 2022 lalu, Menlu Retno Marsudi menyinggung soal kapal selam AUKUS saat bertemu mitranya dari Australia.
“Indonesia juga menyampaikan kembali pentingnya transparansi kerja sama AUKUS dan pentingnya komitmen kepatuhan terhadap nonproliferasi nuklir, serta mematuhi NPT [Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons] dan IAEA Safeguards,” ucap Retno
ADVERTISEMENT
Sedangkan China menentang keras proyek kepemilikan kapal selam nuklir Australia. Mereka melihat proyek itu berbahaya dan ditujukan untuk menyudutkan China.