PM Baru Jepang Telepon Jokowi, Bahas Infrastruktur hingga COVID-19

18 November 2021 22:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida. Foto: Philip Fong/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida. Foto: Philip Fong/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri baru Jepang, Kishida Fumio, menelepon Presiden Jokowi pada Kamis (18/11) sekitar pukul 16.45 WIB. Mereka terlibat pembicaraan hangat selama 15 menit.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan keterangan dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, dalam awal pembicaraan PM Kishida ingin membangun hubungan erat dengan Jokowi.
"Menanggapi hal ini, Presiden Joko Widodo mengucapkan selamat atas pelantikan Bapak Kishida sebagai Perdana Menteri Jepang dan menyampaikan keinginan untuk memperkokoh hubungan dengan Jepang," tulis pernyataan Kedubes Jepang.
PM Kishida menyampaikan keinginannya untuk mendorong kerja sama dengan Indonesia. Termasuk kerja sama di kawasan sekitar Laut Sulut dan Laut Sulawesi untuk mewujudkan 'Indo-Pacific yang Bebas dan Terbuka” serta “ASEAN Outlook on Indo-Pacific'.
"Selain itu, Perdana Menteri Kishida juga menyampaikan bahwa Jepang ingin bekerja sama di bidang pengembangan infrastruktur, pembinaan SDM, keamanan maritim serta penanggulangan COVID-19," tutur Kedubes Jepang.
Menyikapi tawaran itu, Jokowi mengatakan keinginan untuk memperkuat kerja sama kedua negara. Mereka lantas bertukar pendapat mengenai situasi kawasan.
ADVERTISEMENT
"PM Kishida menyampaikan bahwa Jepang menentang keras upaya yang dilakukan untuk mengubah status-quo secara sepihak di Laut China Timur dan Laut China Selatan," tulis Kedubes Jepang.
Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional dan memberikan tanda kehormatan Bintang Jasa kepada sejumlah tokoh di Istana Negara, Jakarta, Rabu (10/11/2021). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
Kedua pemimpin juga bertukar pendapat mengenai situasi Korea Utara. Dalam hal ini, PM Kishida memohon pengertian dan kerja sama Indonesia atas penyelesaian masalah penculikan warga Jepang oleh Korea Utara.
Perdana Menteri Kishida menyampaikan pendapat untuk mendorong upaya ASEAN mengenai situasi Myanmar.
Lebih lanjut, mengingat Indonesia akan menjadi Ketua G20 pada 2022 dan Ketua ASEAN pada 2023 yang juga bertepatan dengan tahun peringatan ke-50 hubungan persahabatan antara Jepang dan ASEAN, maka kedua pemimpin memastikan akan bekerja secara erat ke depan.