Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed pada Jumat (11/10) memenangi Nobel Perdamaian Dunia. Anugerah tersebut diberikan atas jasa Ahmed memperbaiki hubungan negaranya dengan Eritrea.
ADVERTISEMENT
"Abiy dinobatkan atas jasanya untuk perdamaian dan kerja sama internasional terkait inisiatifnya untuk menyelesaikan konflik perbatasannya dengan negara tetangganya Eritrea," sebut Komite Nobel seperti dikutip dari AFP, Jumat (11/10).
Sejak menjadi Perdana Menteri April 2018 lalu, Abiy memulai perundingan dengan Eritrea untuk menyelesaikan konflik kedua negara.
9 Juli 2018 hari bersejarah bagi hubungan kedua negara di Afrika itu terjadi. Di ibu kota Eritrea, Asmara, Abiy bersama Presiden Eritrea Isaias Afwerki resmi mengakhiri konflik perbatasan yang berlangsung lebih 20 tahun.
Akhir 2018, Ethiopia dan Eritrea resmi menandatangani kesepakatan damai yang diikuti pembukaan kedutaan dan penerbangan langsung antar dua negara.
Juri Nobel perdamaian menegaskan, pemberian hadiah nobel untuk Abiy merupakan pengakuan kerja keras semua pemangku kepentingan yang telah mewujudkan perdamaian dan rekonsiliasi.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Komite Nobel Perdamaian turut memuji Presiden Eritrea Isaias Afwerki. Mereka mengatakan, tanpa pihak lain maka perdamaian dua negara tak akan terwujud.
"Ketika Perdana Menteri Abiy Ahmed mengulurkan tangan, Presiden Afwerki meraih dan membantu meresmikan proses perdamaian dua negara," kata keterangan komite nobel perdamaian.