PM Israel Benjamin Netanyahu Tegaskan Perang di Rafah Segera Berakhir

24 Juni 2024 3:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet mingguan di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv pada 7 Januari 2024. Foto: Ronen Zvulun / POOL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet mingguan di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv pada 7 Januari 2024. Foto: Ronen Zvulun / POOL / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memastikan perang di Rafah sudah menuju akhir. Ini ditandai dengan hampi selesainya pertempuran intens dengan Hamas di wilayah selatan Gaza.
ADVERTISEMENT
“Fase intens pertempuran melawan Hamas akan segera berakhir,” kata Netanyahu dalam wawancara dengan Channel 14 pro-Netanyahu Israel dikutip dari AFP.
Netanyahu melanjutkan, “setelah fase intens berakhir, kami akan dapat mengerahkan kembali beberapa pasukan ke utara, dan kami akan melakukan itu. Terutama untuk tujuan pertahanan tetapi juga untuk memulangkan warga (pengungsi).”
Netanyahu mengatakan dia tidak akan menyetujui kesepakatan apa pun yang menetapkan diakhirinya perang di Gaza. Namun ia akan membuka diri terhadap kesepakatan terkait pemulangan sandera di Gaza.
Api berkobar setelah serangan Israel di daerah yang diperuntukkan bagi pengungsi Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas di Rafah di Jalur Gaza selatan (26/5/2024). Foto: REUTERS melalui REUTERS TV
"Tujuannya adalah mengembalikan mereka yang diculik dan menggulingkan rezim Hamas di Gaza," ujar Netanyahu.
Para pejabat Amerika Serikat meragukan tujuan Israel untuk melenyapkan Hamas sepenuhnya. Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan sulit untuk menghilangkan Hamas.
ADVERTISEMENT
"Mengatakan kami akan melenyapkan Hamas adalah melempar pasir ke mata rakyat. Jika kami tak punya alternatif, pada ujungnya, kami tetap mempunyai Hamas," ucap Hagari pada Rabu (19/6), seperti dikutip dari AFP.