PM Malaysia Dikecam karena Tunjuk Sosok Kontroversial Jadi Dubes untuk Indonesia

20 Mei 2022 14:48 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tajuddin Abdul Rahman. Foto: Facebook/Tajuddin Abdul Rahman
zoom-in-whitePerbesar
Tajuddin Abdul Rahman. Foto: Facebook/Tajuddin Abdul Rahman
ADVERTISEMENT
Keputusan Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob untuk menunjuk anggota parlemen Tajuddin Abdul Rahman sebagai Duta Besar untuk Indonesia menuai kritik pedas.
ADVERTISEMENT
PM Sabri pada Rabu (18/5/2022) mengatakan bahwa Presiden Jokowi telah menyetujui keputusan Malaysia untuk menunjuk anggota parlemen Tajuddin Abdul Rahman sebagai utusan Malaysia di Jakarta.
“Kami telah setuju untuk menunjuk (Tajuddin sebagai duta besar) dan Indonesia juga sudah setuju,” ujar Sabri, dikutip dari South China Morning Post.
Konpers Presiden Jokowi dengan PM Malaysia Ismail Sabri Yakoob. Foto: You Tube Sekretariat Presiden
Pengumuman ini juga telah dikonfimasi oleh Tajuddin dalam pesan singkat yang ia kirimkan ke kantor berita Malaysiakini.
“Itu benar,” kata Tajuddin.
Jabatan duta besar untuk Indonesia telah kosong sejak Zainal Abidin Bakar yang dilantik pada 21 Maret 2019, pensiun pada 4 April 2021. November lalu, Tajuddin berada dalam rombongan Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob ke Indonesia untuk kunjungan resmi tiga hari.
Kehadiran Tajuddin dalam rombongan itu pun menimbulkan spekulasi bahwa ia akan ditunjuk sebagai Duta Besar Malaysia untuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Langkah Ismail nyatanya menuai kecaman. Sebab, Tajuddin dikenal sebagai pribadi kasar dan kontroversial.
Tajuddin Abdul Rahman. Foto: Facebook/Tajuddin Abdul Rahman

Muncul Petisi Online dan Tudingan Kroni

Tak lama setelah penunjukan Tajuddin diumumkan, sebuah petisi online yang meminta pembatalan keputusan itu dirilis dan berhasil memperoleh lebih dari 17 ribu tanda tangan dalam 24 jam.
“Tajuddin sama sekali tidak pantas memegang posisi ini dan mewakili Malaysia, apalagi posisi apa pun di pemerintahan. Dia hanyalah sebuah tong kosong,” tulis salah satu penandatangan petisi, Yuen Kheong Shem.
Sejumlah figur politik Malaysia pun merasa skeptis dengan penunjukan ini. Seorang pemimpin dari Partai Umno, yang merupakan parpol Tajuddin, mempertanyakan kemampuannya dalam memegang jabatan ini. Dia pun merasa sikap gegabah Tajuddin membuatnya tak pantas untuk menjadi diplomat.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, anggota parlemen Maria Chin Abdullah menilai Tajuddin tak pantas untuk menjadi diplomat karena itu berarti ia akan meninggalkan amanatnya sebagai anggota parlemen.
“Saya merasa bahwa dia (Tajuddin) perlu menjelaskan keputusannya kepada konstituennya dan bangsa tentang apakah dia akan melepaskan dirinya sebagai anggota parlemen untuk mengambil jabatan ini. Itu tidak bertanggung jawab,” tegas Maria.
“Dia berkewajiban untuk melihat tugasnya dan mendahulukan kebutuhan rakyat. Dia tidak bisa begitu saja menjatuhkannya,” tegasnya.
Anggota parlemen Klang Charles Santiago menyebut keputusan itu sebagai penunjukan kroni. Dia mengeklaim bahwa Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mencoba menggunakan penunjukan Tajuddin sebagai strategi politik.
"Penunjukan politik ini telah ada selama beberapa waktu, tetapi mereka harus melayani kepentingan terbaik negara," katanya.
ADVERTISEMENT
Namun, Sabri Yaakob tetap membela penunjukan Tajuddin sebagai duta besar baru Malaysia untuk Indonesia.
“Kami tidak bisa memuaskan semua orang,” kata Ismail ketika menanggapi kritik atas pilihan Tajuddin.

Tajuddin Sosok Kontroversial

Anggota parlemen Tajuddin Abdul Rahman adalah seorang pria dengan catatan kontroversi panjang yang terkenal perilaku kasar sepanjang karir politiknya di Malaysia.
Pada 2015, Tajuddin, yang saat itu merupakan wakil menteri pertanian dan industri berbasis agro, terlibat dalam kontroversi atas pernyataannya bahwa komunitas Tionghoa akan ditampar jika membawa burung belibis mereka ke luar negeri.
Rosmah Mansor istri dari mantan Perdana Menteri Najib Razak. Foto: AFP/SADIQ ASYRAF
Tajuddin kembali menimbulkan kontroversi pada 2016 ketika ia secara terbuka membela gaya hidup mewah perdana menteri saat itu Datuk Seri Najib Razak dan istrinya, Datin Seri Rosmah Mansor.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2021, perdebatan sengit muncul di Dewan Rakyat setelah Tajuddin secara tidak hormat menyebut anggota parlemen Muar Syed Saddiq Abdul Rahman “budak”, yang berarti anak dalam bahasa Melayu.
“Duduk, duduk dulu, Nak. Duduk, belajar lebih banyak, banyak lagi yang perlu dipelajari. Buang-buang waktumu, waktuku,” katanya sebelum tertawa terbahak-bahak.
Petugas polisi berjaga di lokasi kecelakaan dua kereta LRT yang bertabrakan di terowonan bawah tanah di Stasiun Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (25/5). Foto: Lim Huey Teng/REUTERS
Mei 2021 lalu, Tajuddin dipecat oleh Kementerian Keuangan sebagai Kepala Prasarana Malaysia tak lama setelah konferensi pers tentang kecelakaan kereta api ringan (LRT) di KLCC berujung kekacauan.
Selama konferensi pers, dia menunjukkan sedikit empati dan kepekaan terhadap para korban. Ia pun berulang kali membuat komentar angkuh dan mencoba bercanda tentang kecelakaan itu, menyebutnya sebagai dua kereta yang berciuman satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Sebuah petisi online menuntut Tajuddin mengundurkan diri kala itu pun dirilis dan berhasil menggalang 100.000 tanda tangan hanya setelah 21 jam.