Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
PM Malaysia, Diplomasi Durian, dan Buku yang Belum Diluncurkan
1 Juni 2022 8:23 WIB
·
waktu baca 8 menitADVERTISEMENT
Tepat pukul 13.00, Senin (29/5) pria berjas berperawakan jangkung itu tiba di hall lantai 1 Perdana Putra, kantor Perdana Menteri Malaysia , di kawasan Putra Jaya. Perdana Menteri Malaysia Dato’ Ismail Sabri Yakoob datang sendiri, tak ada satu pun menteri yang mendampingi. Para tamu di ruangan yang sudah hadir lebih dulu menyambutnya dengan berdiri.
ADVERTISEMENT
Dato’ Ismail Sabri mendatangi satu persatu para delegasi Indonesia, yang merupakan para pemimpin redaksi media di Indonesia. Dia menyalami satu per satu. Dimulai menyalami Ketua ISWAMI (Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia Indonesia) Asro Kamal Rokan, yang merupakan ketua delegasi, hingga semua anggota delegasi. Tak terkecuali.
Selain Asro, para delegasi Indonesia terdiri dari Atal S Depari (Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia/ PWI), Ilham Bintang (Ketua Dewan Kehormatan PWI), Syamsuddin Ch Haesy (Setiausaha Iswami Indonesia/wartawan Senior), Tri Agung Kristanto (Wapemred Kompas/Anggota Dewan Pers), Arifin Asydhad (pemred kumparan/ketua Forum Pemimpin Redaksi Indonesia), Teguh Santosa (Ketua JMSI/Pendiri RMOL), Setri Yasa (Pemred Majalah Tempo), M Taufiqurrahman (Pemred Jakarta Post), Purwanto (Pemred Sindo), Alfito Deannova (Pemred detik), Ahmad Munir (Pemred LKBN Antara), Nur Hasan Murtiaji (Wapemred Republika), Ecep Y Yasa (GM News TVOne), dan Budiyanto (Wapemred Metro TV).
Pertemuan siang itu, berjalan hangat, cair, dan penuh keakraban. Tak ada jarak. “Sudah makan durian?” tanya Ismail membuka percakapan setelah duduk di kursinya. Ismail menanyakan hal ini, karena di halaman belakang hall ternyata sudah disiapkan durian berbagai jenis untuk disantap bersama. Makan durian, terutama Musang King, sudah menjadi kegiatan yang tak ditinggalkan saat delegasi pemred Indonesia berkunjung ke Malaysia. Negeri jiran ini salah satu surga durian.
ADVERTISEMENT
Ada pidato pembuka dari Ketua ISWAMI Datuk Mokhtar Hussain, yang menyampaikan rasa terima kasih kepada sang PM atas pemberian dana RM 1,1 juta atau setara Rp 3,5 miliar. Komitmen dana ini disampaikan PM Ismail Sabri saat meresmikan Hari Wartawan Nasional (HAWANA) 2022 sehari sebelumnya di Melaka. Dana ini digunakan untuk mempererat tali persaudaraan antara wartawan Malaysia dan Indonesia dan membangun organisasi serupa dengan negara Asean lainnya.
Juga ada sepatah kata dari Asro Kamal Rokan. Asro mengapresiasi pertemuan PM Ismail Sabri dengan para pemimpin redaksi media Indonesia. Ini pertemuan kedua kali, setelah pertemuan sebelumnya digelar di Jakarta, tak berapa lama setelah PM Ismail Sabri dilantik. Saat itu, PM Ismail datang ke Jakarta untuk bertemu Presiden Jokowi. Sudah menjadi kebiasaan yang baik, setelah dilantik, setiap PM Malaysia selalu mengunjungi Indonesia lebih dulu sebelum mengunjungi negara lain. PM Ismail Sabri melanggengkan etika negeri jiran yang sudah berjalan bertahun-tahun itu.
ADVERTISEMENT
Ismail Sabri dilantik sebagai PM ke-9 oleh Yang Di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah pada 21 Agustus 2021. Politikus UMNO itu dilantik sebagai PM menggantikan Muhyiddin Yassin yang mengundurkan diri. Ismail menjadi PM bukan hasil pemilihan raya (Pemilu), tapi hasil dari Conference of Rulers atau Majelis Raja-raja, yang terdiri dari pertemuan sembilan sultan Malaysia. Ia juga mendapat dukungan 114 dari 222 anggota Parlemen Malaysia. 3 hari setelah dilantik, PM Ismail bertandang ke Jakarta untuk menemui Presiden Jokowi. Indonesia merupakan tetangga terdekat Malaysia.
Dalam sambutannya, Asro menyampaikan apresiasi karena PM Ismail Sabri telah berkenan menerima para pemimpin redaksi Indonesia. Asro juga mengucapkan selamat atas gelar doktor Honoris Causa dari Nihon University, Jepang, yang diterima PM Ismail Sabri atas keberhasilannya menangani COVID-19 di Malaysia.
ADVERTISEMENT
Dalam perbincangan, Sabri menyampaikan dirinya totalitas dalam mengkoordinasikan penanganan COVID-19. “Setiap pagi saya rapat perkembangan dan setiap jam 14.00 saya menyampaikan kepada publik melalui TV. Setiap hari, saya jalani selama 2 tahun,” kata pria berusia 62 tahun ini.
Saat ini, angka pertumbuhan COVID-19 per hari di Malaysia relatif kecil. Pada musim Omicron Februari 2022 lalu, pertumbuhan angka COVID-19 per hari pernah mencapai 33 ribuan kasus. Namun, saat ini pertumbuhan kasus COVID-19 per hari hanya berkisar 1.500-2.000 kasus. Sebenarnya, angka ini jauh lebih besar dibanding Indonesia, yang hanya 230 kasus per hari. Meski begitu, Malaysia melakukan pelonggaran lebih dulu dibanding Indonesia.
Pemakaian masker di Malaysia hanya diwajibkan di dalam ruangan. Tapi, sebagaimana Indonesia, banyak juga warga Malaysia yang sudah tidak bermasker, meski di dalam mal. Untuk masuk Malaysia, juga sudah cukup bebas. Tidak sulit, asal sudah mendapatkan vaksinasi dua dosis. Syarat perjalanan menuju Malaysia hanya men-download aplikasi MySejahtera. Ini semacam aplikasi PeduliLindungi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Diplomasi Durian
PM Ismail sangat paham soal durian. Menurut dia, durian dari Malaysia sudah diekspor ke banyak negara. Terbanyak diekspor ke China. Namun, dia tidak hafal berapa nilai ekspor durian Malaysia ini. “Ada datanya, tapi saya tidak ingat,” kata dia.
Yang jelas, pada saat pandemi COVID-19, ekspor durian menurun drastis. Apalagi China masih berjibaku menangani COVID-19 dan melakukan pembatasan-pembatasan hingga saat ini. Tapi, kata PM Ismail, dalam beberapa bulan ini ekspor durian sudah kembali meningkat.
Di hall tempat pertemuan, ada semacam booth kecil yang memamerkan buah-buahan Malaysia kualitas ekspor, salah satunya durian. Di booth itu, diperlihatkan bagaimana Malaysia sudah sangat maju dalam pengiriman durian ke luar negeri. Malaysia menggunakan teknologi, baik untuk pengiriman durian beku yang sudah dipack, maupun durian utuh.
ADVERTISEMENT
Agar durian utuh tetap segar untuk diekspor, pengusaha Malaysia menggunakan teknologi pembekuan kriogenik. Metode pembekuan yang relatif baru ini menggunakan kontak langsung dengan gas cair seperti nitrogen untuk menjaga durian pada atmosfer di bawah -60 °C.
Beberapa bulan lalu, Datuk Seri Ahmad Hamzah, Wakil Menteri Pertanian dan Industri Makanan Malaysia, menyatakan bahwa ekspor durian Malaysia pada tahun 2020 mengalami peningkatan signifikan. Nilai ekspor tahun 2020 mencapai RM 144,7 juta. Angka ini meningkat 2 kali lipat lebih dibanding 2016 yang hanya RM 69,9 juta.
Pada September 2020, durian Malaysia telah diizinkan memasuki 22 negara dan wilayah. Lima pasar luar negeri teratas untuk durian Malaysia yang diurutkan berdasarkan nilai impor adalah Hong Kong, China daratan, Singapura, Amerika Serikat, dan Australia. Sebagai importir terbesar, Hong Kong mengkonsumsi RM 57,5 juta dari ekspor durian Malaysia pada tahun 2020, menyumbang 39,8% dari total nilai ekspor tahun itu. Lebih dari 90% impor durian Hong Kong dilaporkan diekspor kembali ke pasar lain, terbesar ke China daratan.
ADVERTISEMENT
Bagi Ismail Sabri, durian juga bagian dari diplomasi. Saat melawat ke Brunei Darussalam, Ismail membawa durian Musang King untuk Sultan Brunei. “Saya bawa Musang King saat bertemu Sultan Brunei, karena Sultan Brunei sangat suka durian,” kata dia.
Lantas, apakah saat bertemu Presiden Jokowi, PM Ismail membawa durian juga? “Oh…Pak Jokowi suka durian?” Ismail Sabri balik bertanya. “Suka,” jawab saya. Dalam berbagai kesempatan, Presiden Jokowi memperlihatkan makan durian bersama para menterinya, termasuk saat di Medan. Atas informasi ini, suatu saat PM Ismail Sabri akan membawa durian bila bertemu Presiden Jokowi.
Meski PM Ismail Sabri sudah melawat ke Indonesia dan menemui Jokowi pada 24 Agustus 2021, namun Presiden Jokowi belum mengagendakan bertandang ke Malaysia. Jokowi terakhir ke Malaysia saat Malaysia dipimpin Mahathir Mohammad untuk jabatan masa kedua, pada Agustus 2019. Saat Malaysia dipimpin Muhyiddin Yasin, Jokowi juga belum berkunjung ke negara serumpun Melayu itu.
ADVERTISEMENT
PM Ismail Sabri secara khusus mengajak para pemred untuk menikmati durian di halaman belakang hall. Ada 4 jenis durian yang disajikan di meja: udang merah, horlor, duri hitam (black thorn), dan tentu saja Musang King. PM Ismail Sabri menjelaskan deskripsi masing-masing durian. Durian yang paling mahal saat ini black thorn, karena suplai masih sedikit. Yang paling favorit, tetaplah Musang King.
“Rasa black Thorn manis, tak ada pahit. Beda dengan Musang King. Favorit saya, Musang King. Tapi kalau makannya pakai Pulut (ketan), saya suka black thorn,” kata PM Ismail Sabri.
Seusai makan sekitar 4 butir durian dari berbagai jenis, PM Ismail Sabri mengakhirinya dengan meminum air dari kulit durian. “Ini untuk menjaga agar perut tidak terlalu panas,” kata PM Ismail.
ADVERTISEMENT
Buku yang Belum Diluncurkan
PM Ismail Sabri juga memberi kejutan memberi oleh-oleh buku. Buku ini berjudul ‘Ismail Sabri Yakoob, Teraju Keselamatan: Depani Ancaman COVID-19.’ Buku ini ditulis Datuk Ruhaidini Abdul Kadir dan diterbitkan Kementerian Pertahanan Malaysia.
Bocorannya, buku bertebal 105 halaman dan dicetak dengan cover eksklusif ini ternyata masih belum diedarkan ke publik. “Jadi, buku ini diedarkan secara khusus untuk para pemred Indonesia yang hadir di sini,” kata Datuk Ruhaidini yang disapa Dini itu.
Tak hanya memberi oleh-oleh buku. PM Ismail Sabri juga berkenan menandatangani buku-buku yang diberikan kepada para pemimpin redaksi. Masing-masing pemred antre untuk mendapatkan tanda tangan Perdana Menteri. “Sebaiknya saya tulis bapak atau apa? Kalau saya tulis Bapak, kurang cocok. Lebih cocok, saya tulis adik,” kata PM Ismail kepada saya. Saya pun menjawab, “cocok sekali Pak Perdana Menteri.”
ADVERTISEMENT
Jadilah, tulisan yang ditandatangani PM Ismail Sabri seperti ini: “Adik Arifin Asydhad, semoga adik terus cemerlang”.
Pertemuan para pemimpin redaksi media di Indonesia dengan PM Ismail Sabri berakhir pukul 15.15. Pertemuan selama 2 jam lebih itu sangat berkesan dan para pemred semakin mengenal PM Ismail Sabri. PM Ismail berpengetahuan luas dan sangat bersahabat. Dalam pertemuan, pemred bebas saja menggunakan telepon genggam untuk mengabadikan momen ini. Tidak ada larangan bawa telepon genggam seperti yang diberlakukan di Istana Negara saat pemred bertemu Presiden Jokowi.
Sebelum menjadi PM, Ismail Sabri memiliki pengalaman panjang dan sudah merasakan asam garam dalam pemerintahan Malaysia. Ismail Sabri pernah menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga (2008-2009), Menteri Perdagangan (2009-2013), Menteri Pertanian dan Industri Makanan (2013-2015), Menteri Pembangunan Pedesaan (2015-2018), Menteri Pertahanan (2019-2020),Menteri Senior (2020-2021), dan Wakil Perdana Menteri (2021). Dilihat dari riwayat karirnya, Ismail Sabri memang cemerlang.
ADVERTISEMENT