PM Modi: India Hanya Hentikan Sementara Aksi Militer, Pantau Langkah Pakistan

13 Mei 2025 11:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri India Narendra Modi yang baru dilantik selama upacara pengambilan sumpah di istana presiden Rashtrapati Bhavan, New Delhi, India, Minggu (9/6/2024). Foto: Money SHARMA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri India Narendra Modi yang baru dilantik selama upacara pengambilan sumpah di istana presiden Rashtrapati Bhavan, New Delhi, India, Minggu (9/6/2024). Foto: Money SHARMA / AFP
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri India, Narendra Modi, menegaskan gencatan senjata dengan Pakistan hanya bersifat sementara. Dalam pidatonya pada Senin (12/5), Modi menyatakan negaranya akan merespons setiap serangan dengan “ketentuan sendiri” dan tengah memantau “setiap langkah Pakistan”.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini disampaikan usai akhir pekan yang diwarnai eskalasi konflik.
Ilustrasi Peta India dan Pakistan. Foto: Shutterstock
Kedua negara bersenjata nuklir tersebut sempat saling meluncurkan rudal ke pangkalan militer dan lapangan udara utama masing-masing, sebelum akhirnya gencatan senjata diumumkan pada Sabtu malam.
Menurut Modi, serangan balasan India terhadap Pakistan dimulai pada Rabu lalu, sebagai respons atas serangan militan di wilayah Kashmir yang dikelola India pada April lalu.
India menyalahkan kelompok yang diduga beroperasi dengan dukungan Pakistan.
Dalam seminggu terakhir, ketegangan berkembang menjadi serangan drone, rudal, serta tembakan lintas batas yang memaksa puluhan ribu warga di sepanjang perbatasan mengungsi.
Presiden AS Donald Trump disambut oleh Perdana Menteri India Narendra Modi ketika tiba di Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel di Ahmedabad, India. Foto: REUTERS/Al Drago
Gencatan senjata diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump, yang mengeklaim telah “menghentikan konflik nuklir” setelah negosiasi intens oleh Menlu AS Marco Rubio dan Wapres JD Vance.
ADVERTISEMENT
Namun, Modi tidak menyinggung peran AS dalam kesepakatan ini.
Sebaliknya, ia menyebut inisiatif gencatan senjata datang dari Pakistan yang terlebih dahulu menghubungi pejabat militer India dan meminta bantuan internasional.
Namun, sumber lain menyebut India yang lebih dulu menghubungi AS untuk memediasi.
Di Gedung Putih, Trump menyatakan, “Itu bisa menjadi perang nuklir yang buruk. Jutaan orang bisa terbunuh. Saya sangat bangga akan hal itu.”
Meski tidak merinci lebih jauh, Modi menegaskan India tidak akan menoleransi bentuk “pemerasan nuklir” dalam konflik apapun di masa depan.
Ia juga menyebut jika ada pembicaraan dengan Pakistan, maka topiknya hanya satu: terorisme. “Kalau kami berbicara, itu tentang Kashmir yang diduduki Pakistan,” kata Modi.
Sementara itu, pejabat keamanan Pakistan menyebut Uni Emirat Arab sebagai kandidat lokasi netral untuk perundingan berikutnya.
ADVERTISEMENT
Pada Senin pagi, situasi di sepanjang Garis Kendali—perbatasan de facto yang membelah Kashmir—berangsur tenang.
Suasana usai serangan militer Pakistan terhadap India di Jammu, India, Sabtu (10/5/2025). Foto: Rakesh Bakshi/AFP
Tentara India menyebut malam sebelumnya berlangsung damai di Jammu dan Kashmir serta wilayah perbatasan lainnya.
India pun telah membuka kembali 32 bandara di bagian utara yang sebelumnya ditutup akibat potensi serangan.
Di wilayah Kashmir yang dikelola India, tim penjinak bom dikerahkan untuk menangani sisa-sisa persenjataan yang belum meledak, sementara warga yang sempat dievakuasi mulai kembali ke rumah mereka.
Langkah pengurangan pasukan juga telah disepakati pejabat militer kedua negara dalam komunikasi langsung mereka.