PM Muslim Skotlandia Berniat Mundur Akibat Tekanan Dua Mosi

29 April 2024 15:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Humza Yousaf berbicara setelah diumumkan sebagai pemimpin baru Partai Nasional Skotlandia di Edinburgh, Inggris. Foto: Russell Cheyne/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Humza Yousaf berbicara setelah diumumkan sebagai pemimpin baru Partai Nasional Skotlandia di Edinburgh, Inggris. Foto: Russell Cheyne/REUTERS
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Skotlandia, Humza Yousaf, sedang mempertimbangkan untuk mengundurkan diri daripada menghadapi dua mosi tidak percaya.
ADVERTISEMENT
Yousaf merupakan pemimpin termuda sekaligus orang Asia-Skotlandia dan Muslim pertama yang pernah mengisi jabatan penting tersebut. Ia terpilih menjadi perdana menteri pada Maret 2023.
Dikutip dari BBC, menurut sumber yang dekat dengan Yousaf, pengunduran diri menjadi sebuah pilihan, namun keputusan akhir masih belum diambil.
Yousaf mengalami tekanan yang besar untuk bertahan sebagai perdana menteri setelah tiba-tiba mengakhiri perjanjian pembagian kekuasaan dengan Partai Hijau Skotlandia pada Kamis (25/4) lalu.
Pilihan politiknya tersebut telah memicu reaksi negatif dari mantan mitra pemerintahannya.
Sekarang, Yousaf menghadapi dua mosi tidak percaya, satu dari Partai Konservatif Skotlandia dan satu lagi dari Partai Buruh Skotlandia.
Partai Hijau Skotlandia akan memainkan peran penting dalam nasibnya. Yousaf membutuhkan dukungan setidaknya satu anggota oposisi di Holyrood untuk bertahan dalam pemungutan suara, yang diperkirakan akan dilakukan pada Rabu (1/4).
ADVERTISEMENT
Jika tidak ada perubahan, Yousaf harus menghadapi pilihan antara kalah dalam mosi tidak percaya atau mengundurkan diri.
Sementara itu, Partai Nasional Skotlandia (SNP) memiliki 63 anggota parlemen dari total 129 kursi. Dengan tujuh anggota Partai Hijau, Yousaf akan bergantung pada dukungan dari satu-satunya anggota partai Alba untuk mempertahankan posisinya.
Keputusan dari Partai Hijau Skotlandia dijadwalkan akan diumumkan setelah pertemuan pada Senin (29/4) malam.
Situasi ini dianggap sebagai ujian bagi stabilitas politik di Skotlandia. Masa depan Yousaf sebagai perdana menteri tergantung pada hasil dari pemungutan suara yang akan datang.
Meskipun Yousaf mungkin bisa bertahan jika ia selamat dari mosi tidak percaya, namun otoritasnya akan sangat lemah.
Undang-undang di Parlemen Skotlandia menyatakan bahwa anggaran tidak dapat disahkan tanpa mayoritas, sehingga Yousaf akan menghadapi tantangan besar untuk mempimpin.
ADVERTISEMENT
Pertemuan antara pimpinan SNP dan Partai Hijau pada akhir pekan lalu tidak mengubah posisi Partai Hijau yang menentang Yousaf.
Rekan pemimpin Lorna Slater menyatakan bahwa Yousaf telah kehilangan kepercayaan dari Partai Hijau.