Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, aparat keamanan pada Kamis (9/3) tampak berjaga-jaga di sekitar Bandara Ben-Gurion, yang terletak sekitar 15 km dari Kota Tel Aviv.
Di bandara, para demonstran dilaporkan ingin melayangkan protes secara langsung kepada Netanyahu dan menginterupsi kedatangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin.
Austin semula dijadwalkan melawat ke Israel sehari sebelumnya, pada Rabu (8/3). Namun, pemimpin Pentagon itu menunda keberangkatannya hingga Kamis — dan alih-alih mengunjungi Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv, dia justru akan menemui Netanyahu di wilayah tak jauh dari Bandara Ben-Gurion.
Media lokal melaporkan, Netanyahu bersama rombongannya berencana datang pada pagi hari untuk menghindari kemungkinan aksi duduk di jalanan oleh demonstran dari Yerusalem.
Di sisi lain, para penyelenggara protes telah menyerukan agar serbuan di bandara dimulai pada pertengahan pagi — mereka menyebutnya sebagai ‘Hari Perlawanan’.
ADVERTISEMENT
Hingga berita ini dirilis, juru bicara Netanyahu belum memberikan komentar terkait keberadaan orang nomor satu di Israel itu. Meski begitu, usai pertemuannya dengan Austin, Netanyahu dijadwalkan berangkat ke Roma, Italia, selama dua hari.
Lebih lanjut, duduk perkara pecahnya protes anti-pemerintah di Israel bermula ketika Netanyahu mengumumkan rencananya untuk membatasi kekuasaan Mahkamah Agung — yang ia nilai dapat mengembalikan keseimbangan antara cabang-cabang pemerintah lainnya.
Para kritikus memandang upaya Netanyahu memiliki maksud dan tujuan terselubung, yakni membuat lembaga peradilan tertinggi yang seharusnya independen dari pemerintah itu tunduk kepada lembaga eksekutif — dalam hal ini, pemilik kekuasaan di Israel.
Berdasarkan polling, rencana Netanyahu sangat tidak populer di kalangan sebagian besar warga Israel dan justru memicu amarah publik. Gelombang protes pun telah berlangsung selama berminggu-minggu dan acap kali berujung pada konfrontasi dengan aparat keamanan.
ADVERTISEMENT
Meski belum sah diratifikasi sebagai UU, tetapi reformasi peradilan ini sudah berdampak negatif — mempengaruhi nilai tukar mata uang Israel dan menimbulkan kekhawatiran di antara Sekutu Barat atas keberlangsungan demokrasi di negara yang sedang berkonflik dengan Palestina itu.