PM Prancis: Insiden Pria Asing Tampar Macron Hina Demokrasi

9 Juni 2021 1:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara mengenai pembenuhan seorang guru di Conflans Sainte-Honorine, barat laut Paris. Foto: Abdulmonam Eassa, Pool via AP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara mengenai pembenuhan seorang guru di Conflans Sainte-Honorine, barat laut Paris. Foto: Abdulmonam Eassa, Pool via AP
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Prancis Jean Castex menganggap insiden penamparan Presiden Emmanuel Macron oleh pria asing adalah penghinaan terhadap demokrasi. Menurutnya, pria itu harusnya memakai cara yang lebih berkelas apabila ingin menyampaikan kritik kepada Macron.
ADVERTISEMENT
"Setelah insiden perlawanan di mna Presiden menjadi korban, saya hanya bisa mengatakan kepada rakyat bahwa demokrasi telah menjadi sasaran. Saya menyampaikan rasa solidaritas karena ini menargetkan kepala negara," kata dia dalam konferensi pers, dikutip Reuters.
"Demokrasi, tuan dan nyonya, adalah tentang debat, dialog, pertukaran ide, dan ekspresi ketidaksetujuan yang sah tentu saja. Tetapi tidak ada kasus kekerasan, agresi verbal atau, yang paling penting, agresi fisik. Saya mengecam ledakan Republikan ini. Kita semua prihatin, masalah ini menyangkut fondasi demokrasi kita," imbuh dia.
Sebelumnya, Macron ditampar di wajah bagian kiri pada Selasa (8/6) oleh seorang pria asing di tengah kerumunan warga. Insiden ini tepatnya terjadi di Desa Tain-L'Hermitage di wilayah Domre, Prancis.
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu terjadi saat Macron berkunjung ke Drome untuk bertemu dengan para pemilik restoran dan siswa, membahas bagaimana kehidupan bisa kembali normal setelah epidemi COVID-19.
Dalam video yang viral di media sosial, Macron yang mengenakan kemeja lengan dan dasi terlihat berjalan menuju kerumunan simpatisan yang menonton kedatangannya di balik pembatas. Presiden Prancis itu lalu mengulurkan tangan untuk menyambut seorang pria dengan kaus hijau, kacamata, dan masker.
Namun, pria itu justru berteriak "Ganyang si Macronie!" ("A Bas La Macronie") dan 'Montjoie, Saint-Denis', yakni seruan perang Kerajaan Prancis lama yang merupakan motto Raja Charlemagne. Ia lalu menampar wajah Macron.
Menanggapi ini, rombongan keamanan Macron dengan cepat turun tangan untuk menarik pria itu ke tanah dan menjauhkan dirinya dari Macron. Ia pun langsung ditangkap.
ADVERTISEMENT
Selain pria itu, ada satu orang rekannya yang ikut ditangkap dan diinvestigasi. Namun hingga saat ini belum ada hasil penyelidikan lebih lanjut soal alasan pria tersebut menampar Macron.