PM Qatar: Sudahi Serang Gaza supaya Serangan Houthi di Laut Merah Berhenti

17 Januari 2024 16:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani. Foto: Alexander Nemenov/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani. Foto: Alexander Nemenov/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman al-Thani mengatakan, intervensi militer Amerika Serikat dan Inggris ke Yaman tidak akan membuat kelompok bersenjata Houthi berhenti menyerang kapal-kapal terafiliasi Israel di Laut Merah.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, menurut al-Thani, serangan Houthi hanya bakal berhenti apabila agresi Israel di Jalur Gaza diakhiri. Sebab, faktor utama Houthi menyerang kapal-kapal dari atau menuju Israel adalah sebagai bentuk protes atas agresi penjajah terhadap rakyat Palestina.
Dikutip dari The New Arab, komentar tersebut disampaikan al-Thani saat berbicara di pertemuan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, pada Selasa (16/1). Dalam pertemuan itu, para pemimpin dunia juga berkumpul dan membahas peace formula yang diajukan Ukraina untuk mengakhiri konflik dengan Rusia.
Dari kacamata al-Thani, kekerasan yang terjadi di Jalur Gaza adalah awal dari meluasnya eskalasi konflik di kawasan sekitarnya. Oleh sebab itu, sambung al-Thani, dengan meredakan situasi di Jalur Gaza maka eskalasi di wilayah-wilayah lainnya bisa dihentikan.
Helikopter militer Houthi di atas kapal kargo Galaxy Leader saat kelompok Houthi berjalan di dek kapal di Laut Merah pada 20 November 2023. Foto: Houthi Military Media/Reuters
"Kita perlu mengatasi masalah utama, yaitu Gaza untuk meredakan masalah-masalah lainnya, jika kita hanya berfokus pada gejala-gejala dan tidak menangani masalah-masalah yang sebenarnya, (solusi) hanya akan bersifat sementara," ujar al-Thani.
ADVERTISEMENT
Adapun situasi di Timur Tengah semakin memanas, sejak serangan Hamas ke Israel pecah pada 7 Oktober 2023. Serangan itu kemudian dibalas oleh penjajah dalam skala yang tidak proporsional, hingga menewaskan lebih dari 23 ribu warga Palestina — sebagian besar di antaranya anak-anak dan perempuan.
Sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina, kelompok-kelompok militan bersenjata yang didukung Iran seperti Hizbullah Lebanon, Houthi Yaman, Suriah, hingga Irak pun meluncurkan serangan anti-Israel.
Lalu sejak November, kelompok Houthi Yaman menyerang kapal-kapal terafiliasi Israel di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas untuk Palestina. Serangan tersebut juga menargetkan kapal milik Amerika Serikat, sehingga membuat Washington murka.
Pesawat RAF Typhoon setelah kembalinya pesawat tersebut menyerang sasaran militer di Yaman. Foto: Sersan Lee Goddard/UK MOD/via REUTERS
Sebagai respons, AS beserta sekutunya, Inggris, meluncurkan puluhan serangan ke dalam wilayah Yaman dan menargetkan lokasi-lokasi yang dikuasai Houthi — termasuk Ibu Kota Saana. Serangan itu terjadi pada pekan lalu dan menewaskan sedikitnya lima orang.
ADVERTISEMENT
al-Thani berpendapat, serangan AS dan Inggris telah menciptakan risiko tinggi atas eskalasi lebih lanjut di kawasan. "Kami selalu lebih memilih diplomasi daripada resolusi militer," ujar al-Thani.
Ia menambahkan, tanpa solusi dua negara (two-state solution) yang layak dan berkelanjutan antara Israel dan Palestina, maka perdamaian di Jalur Gaza akan sulit terwujud.
"Gambaran yang lebih besar tidak dapat diabaikan. Kita tidak bisa membiarkan hal ini hanya di tangan Israel," tutup al-Thani.