Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
PM Singapura Sebut Tak Ada Alasan Ubah Format Kehadiran Myanmar di ASEAN
12 Mei 2023 16:06 WIB
ยท
waktu baca 2 menit![Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN , di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Rabu (10/5/2023). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01h027a6fk56fk7txad6wnsf8g.jpg)
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mendukung apa yang dilakukan ASEAN terhadap Myanmar. Negeri 1000 Pagoda dihantam krisis usai kudeta 2021 lalu.
ADVERTISEMENT
Saat pertemuan ASEAN di Labuan Bajo Kamis (11/5), Lee mengatakan tidak ada alasan untuk mengubah format hanya mengundang perwakilan non-politik Myanmar ke pertemuan ASEAN.
Menurut Lee format itu menunjukkan bahwa apa yang terjadi di Myanmar tidak baik-baik saja. Bahkan lima poin konsensus untuk membantu keluar dari krisis hanya mengalami sedikit kemajuan.
Sejak 2021 perwakilan politik Myanmar hampir tidak pernah diundang pada KTT ASEAN.
"Bila kini kita berkata, kami melupakan itu dan mari kita teruskan dan kembali seperti biasa, apa yang kita capai kecuali menunjukkan bahwa tidak ada kemajuan dan bahwa kita seperti melanjutkan ini seolah-olah tidak ada apa-apa," ujar Lee seperti dikutip dari Channel News Asia.
Masalah krisis di Myanmar menjadi salah satu pembahasan di KTT ASEAN. Menurut Lee, meski situasi di Myanmar belum membaik itu tidak boleh menghambat kerja ASEAN.
ADVERTISEMENT
"Maka tidak mengizinkan level politik di Myanmar berpartisipasi di pertemuan ASEAN mempunyai tujuan simbolis dan juga konsekuensi praktis penting," sambung dia.
"Kita harus mencoba memberikan pengaruh agar kondisi lebih baik, dan membuat mereka berbicara satu sama lain dan menolong penduduk yang paling menderita agar mendapat bantuan kemanusiaan," kata Lee.
Di luar itu semua, Lee menyatakan yang mesti segera dicapai adalah penghentian kekerasan dalam segala bentuk di Myanmar.
"Kalau bisa, kami akan mendorong penghentian kekerasan. Ini sangat sulit dilakukan. Itu akan memakan waktu lama," kata Lee.