PM Thailand Cabut Dekrit Darurat

22 Oktober 2020 19:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha saat hadir di upacara di markas besar kepolisian di Bangkok (2/8). Foto: AFP/Lillian SUWANRUMPHA
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha saat hadir di upacara di markas besar kepolisian di Bangkok (2/8). Foto: AFP/Lillian SUWANRUMPHA
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-O-cha pada Kamis (22/10) mencabut status dekrit darurat.
ADVERTISEMENT
Dalam pernyataan resmi Pemerintah Thailand, keputusan mencabut dekrit darurat karena kondisi dianggap sudah semakin membaik. Sebelumya, selama tiga bulan terakhir, Thailand dihantam demo besar menuntut pengunduran diri Prayuth dan reformasi monarki.
"Keadaan darurat yang parah sudah menurun drastis dan berakhir menjadi situasi pemerintah dan lembaga negara dapat menggunakan hukum biasa," ucap Pemerintah Thailand seperti dikutip dari AFP.
Massa pro demokrasi menggelarr unjuk rasa anti pemerintah di Bangkok, Thailand, Minggu (18/10). Foto: Athit Perawongmetha/REUTERS
"Semua kondisi yang berlaku di bawah situasi darurat resmi dihentikan," sambung mereka.
Saat dekrit darurat berlaku, Thailand melarang demo dan menangkap aktivis.
Walau pemerintah mengklaim situasi membaik, kondisi di lapangan berbeda.
Massa pro demokrasi menggelarr unjuk rasa anti pemerintah di Bangkok, Thailand, Minggu (18/10). Foto: Jorge Silva/REUTERS
Dalam sepekan terakhir ribuan orang turun ke jalan menuntut Prayuth, seorang pensiunan jenderal, mundur. Demo dipicu tuduhan kecurangan pemilu yang dilakukan Prayuth pada 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
Demonstran juga menuntut reformasi monarki Thailand. Wewenang monarki dianggap sudah melampaui batas.
Kerajaan Thailand juga dianggap terlalu dekat dengan militer. Hal itu dikhawatirkan demonstran berpotensi mengekang demokrasi di Negeri Gajah Putih.