Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
PM Ukraina Siap Lanjutkan Hubungan dengan AS, Parlemen Desak Zelensky Minta Maaf
4 Maret 2025 19:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal menegaskan komitmen negaranya untuk melanjutkan kerja sama dengan Amerika Serikat, meskipun Washington menghentikan bantuan militer ke Kiev.
ADVERTISEMENT
“Kami akan terus bekerja sama melalui jalur diplomatik dan cara lain yang tersedia,” kata Shmyhal dalam konferensi pers, Selasa (4/3), seperti diberitakan BBC.
Ia menekankan bantuan militer AS sangat penting bagi Ukraina dan telah menyelamatkan banyak nyawa.
Selain itu, ia menegaskan perjanjian damai harus didasarkan pada “persyaratan Ukraina sebagai korban”, termasuk hukuman bagi Rusia.
Shmyhal juga mengungkap kesiapan Ukraina untuk menandatangani kesepakatan mineral yang akan memberikan akses AS ke cadangan mineral langka di Ukraina.
Dalam kesempatan itu, Shmyhal pun berterima kasih kepada Eropa atas dukungannya.
Ia menyebut rencana Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen untuk pendanaan pertahanan tambahan sebagai “langkah awal yang penting”.
Parlemen Minta Zelensky Minta Maaf
Di tengah upaya mempertahankan aliansi dengan AS, Presiden Volodymyr Zelensky justru mendapat kritik dari dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Anggota parlemen oposisi, Oleksiy Goncharenko, mendesak Zelensky untuk meminta maaf atas sikapnya selama pertemuan di Gedung Putih pekan lalu.
“Ini bukan taman kanak-kanak, ini bukan tinju. Ini tentang kehidupan jutaan orang,” kata Goncharenko kepada BBC.
Pertemuan Zelensky dengan Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance berakhir tegang.
Trump dan Vance meminta Zelensky menunjukkan lebih banyak rasa terima kasih atas dukungan AS. Vance bahkan menuduh Zelensky “menggugat” situasi di hadapan media.
Tak lama setelah pertengkaran itu, Trump menulis di Truth Social bahwa Zelensky “bisa kembali ketika ia siap untuk perdamaian”.