Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat telah mendatangi lokasi penemuan untuk mengukur pohon medang yang tumbuh di hutan rakyat Nagari Koto Malintang, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, tersebut.
Mengutip Antara, pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Sumbar Ade Putra di Lubukbasung, Kamis (20/8), mengatakan bahwa menurut hasil pengukuran, pohon medang yang diperkirakan berusia sekitar 560 tahun itu memiliki diameter 4,6 meter, lingkar batang 14 meter, tinggi bebas cabang 34 meter, dan tinggi total 50 meter lebih.
Menurut Ade, warga sekitar hutan rakyat ikut menjaga pohon kayu tersebut. "Kalau di hutan lindung ditemukan pohon kayu besar itu hal biasa, namun tumbuh di hutan rakyat hal luar biasa," katanya.
ADVERTISEMENT
Pohon Medang Akan Jadi Objek Wisata
Wali Nagari Koto Malintang Naziruddin menuturkan, pohon medang raksasa itu pertama kali ditemukan tahun 2013, pada masa awal dia dilantik menjadi wali nagari atau kepala desa adat.
Penerima hadiah Kalpataru tahun 2013 itu mengemukakan rencana menjadikan tempat tumbuh pohon medang tua tersebut sebagai objek wisata alam.
"Selama ini wisatawan hanya berkunjung ke Museum Buya Hamka dan setelah itu langsung ke Bukittinggi. Dengan adanya destinasi itu, maka wisatawan bisa berkunjung ke kayu besar," katanya.
Pohon Medang untuk Pengobatan dan Industri
Mengutip buku Potensi Tumbuhan Genus Litsea terbitan Mulawarman University Press, pohon medang adalah suatu keluarga tumbuhan tropika yang tersebar secara luas di seluruh kepulauan Nusantara terdiri dari 31 genus dan sekitar 3.000 spesies.
ADVERTISEMENT
Litsea dan Cryptocarya adalah dua genus utama, yang memiliki masing- masing 318 and 478 spesies pohon.
Beberapa spesies dari genus Litsea dan Cryptocarya digunakan dalam pengobatan tradisional Indonesia untuk menyembuhkan berbagai penyakit, seperti diare dan penyakit kulit.
Manfaat lainnya adalah sebagai pakan hewan, bahan bangunan, tanaman pelindung, tanaman hias, bahan baku industri, dan penghasil minyak atsiri.
Pohon kayu ini juga bisa dimanfaatkan untuk pembuatan mebel, barang kerajinan, finir dan kayu lapis.