Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Pohon Randu Ikon Kota Indramayu yang Berusia Ratusan Tahun Tumbang
5 Januari 2025 23:32 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pohon randu berukuran besar yang menjadi ikon kota Indramayu atau yang dikenal Rangdu Gede tumbang pada Sabtu (4/1) sekitar pukul 23.30 WIB. Batang pohonnya yang besar menutupi jalan, bahkan ada yang menimpa atap rumah warga.
ADVERTISEMENT
Seorang saksi mata, Selamet Turyadi (65 tahun) menuturkan pohon itu tidak tumbang dalam waktu cepat. Ia sempat mendengar seperti ada bagian pohon yang retak lebih dulu.
“Jadi suaranya enggak langsung bruk, tapi terdengar bunyi krek, krek, krek begitu. Tapi alhamdulillah tidak ada orang yang lewat saat itu dan tidak ada korban,” jelasnya kepada wartawan, Minggu (5/1).
Seorang penggiat budaya Indramayu Nang Sadewo mengatakan pohon randu tersebut diperkirakan berusia sekitar 400 tahun. Diameter pohon berukuran sekitar 12 meter. Ia menduga pohon randu berukuran besar itu tumbang karena faktor usia.
“Bagian dalam batang pohon terlihat kosong, yang menunjukkan adanya tekanan udara di dalamnya. Selain itu, sifat akar pohon yang hanya mengandalkan akar penyangga tanpa akar induk yang kuat juga menjadi salah satu penyebab tumbangnya pohon tersebut,” ujar Sadewo, Minggu (5/1).
ADVERTISEMENT
Sadewo mengingatkan bahwa kejadian ini merupakan bagian dari proses alam yang tidak bisa diprediksi.
“Bencana alam atau tumbangnya pohon adalah proses alam yang terjadi sesuai dengan takdir,” ujarnya.
Bersejarah
Sadewo menuturkan pohon randu itu memiliki sejarah yang panjang. Pohon tersebut merupakan bagian dari warisan budaya kawasan Magersari yang merupakan pusat pemerintahan Indramayu pada masa lalu.
“Pohon ini sudah kita kaji secara historis dan wujudnya, dan memang usianya sangat tua. Saat ini, pohon randu sedang dalam masa musiman tahunan, mengeluarkan kapuk randu,” kata Sadewo.
Ia juga menjelaskan bahwa kawasan sekitar pohon ini dulunya merupakan area yang berkaitan dengan pemerintahan dan juga sebagai eks markas TNI serta asrama TNI.
“Tapi sebenarnya ini adalah arispeleris atau kawasan pabrik penggilingan Padi, kurang lebih tahun 1912 sampai 1927, itu masa aktifnya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Sadewo menuturkan bahwa keberadaan pohon besar seperti Rangdu Gede seharusnya mendapat perhatian lebih sebagai bagian dari green heritage atau warisan alam yang harus dilestarikan, seperti halnya di negara-negara Eropa dan Amerika.
“Sayangnya, di Indonesia, perhatian terhadap pelestarian pohon besar seperti ini masih terbatas,” tambahnya.