Polda DIY Bantah Intervensi Acara Capres: Kalau Ada yang Bilang Ada, Saya Proses

21 November 2023 14:31 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan menegaskan pihaknya tidak pernah melakukan intervensi kepada capres yang datang ke Yogya. Hal tersebut sekaligus menjawab soal batalnya Anies Baswedan menjadi pembicara di acara bertajuk "Indonesia Future Stadium Generale" yang digelar Bersama Indonesia di Auditorium MM UGM Yogyakarta, Jumat (17/11).
ADVERTISEMENT
"Dari saya, saya jawab tidak ada (intervensi kepada capres siapa pun). Kalau misalnya emang ada yang bilang ada, saya proses. Karena saya cek juga enggak ada semua (yang intervensi)," kata Suwondo Nainggolan di Kepatihan Pemda DIY, Selasa (21/11).
Soal kabar kedatangan Anies saat itu, Suwondo menyebut anggotanya juga tahu dari media sosial.
"Tahu ada cerita Pak Anies itu dari medsos itu gitu, Pak Anies mau datang. Satu jam setelahnya tak jadi datang. Kita cek akhirnya. Makanya saya minta berbicara rektorat apa penyebabnya supaya berjalan dengan baik," jelasnya.
Lebih lanjut, Suwondo mengatakan kegiatan yang berlangsung di kampus merupakan otoritas kampus itu sendiri.
"Di dalam kampus otoritasnya otoritas kampus. Gitu jadi tidak ada, memberi tahu kita juga tidak (soal informasi kedatangan Anies). Tapi kalau misalnya beliau datang, kami pasti penjagaan kenapa karena beliau sudah ditetapkan sebagai capres ada prosedurnya yang harus ditempuh," katanya.
ADVERTISEMENT
Suwondo juga mencontohkan Rocky Gerung yang ditolak di banyak tempat tetapi tetap bisa menjadi pembicara di Yogyakarta.
"Bahkan kita keluarkan penjagaan yang luar biasa untuk memastikan acara itu (Rocky) berlangsung," jelasnya.
Pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memberikan sambutan dalam acara pengundian nomor urut ketiga pasangan capres-cawapres di KPU RI, Jakarta, Selasa (14/11/2023). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Sebelumnya, Sekretaris UGM Andi Sandi menyampaikan hasil penelusurannya terkait gagalnya Anies mengisi kuliah umum di acara bertajuk "Indonesia Future Stadium Generale" tersebut. Andi mengatakan tak pernah ada larangan dari rektorat terkait kehadiran Anies.
"Rektorat sama sekali tidak ada statement atau pelarangan apa pun terhadap kegiatan itu. Tidak ada," kata Andi melalui sambungan telepon, Senin (20/11).
Lebih lanjut, Andi mengatakan acara tersebut tidak digelar oleh UGM maupun FEB UGM, tetapi digelar oleh pihak luar, meski penyelenggaraan adalah alumni. Awalnya, acara digelar pada tanggal 9 November tetapi kemudian mundur menjadi 17 November.
ADVERTISEMENT
Acara tersebut diizinkan tetapi saat itu tidak ada informasi soal kehadiran Anies Baswedan.
"Nah rencana tanggal 17 itu, di tanggal 16, H-1 karena teman-teman UGM itu melihat ada flyer nah teman-teman MM itu bertanya kepada panitia, minta rundown. Nah rundown yang dikirim panitia itu tidak ada daftar nama Mas Anies enggak ada tapi di flyer itu sudah ngomong," katanya.
Percakapan WA yang beredar di medsos itu dipastikan bukan dari rektorat.
"Bukan orang rektorat, itu orang MM. Jadi beliau itu (orang MM) menyampaikan kalau ada perubahan seperti ini dan ada calon yang datang itu mbok kita diberi tahu karena mereka sebagai unit itu harus report, karena UGM itu punya SOP," katanya.
ADVERTISEMENT
Selama acara tersebut adalah acara akademik, kata Andi, tak ada larangan kepada tokoh siapa pun untuk datang
"Cuma perlu digaris-bawahi bahwa acara ini adalah acara akademik. Nah kalau dalam konteks akademik ya boleh saja, nggak ada larangan," jelasnya.
"Kalau dalam ranah akademik kita sangat support wong Mas Anies ki keluarga dewe e (keluarga sendiri), omah e (rumahnya). Apalagi MM dulu kan Mas Anies FEB mosok wong teko neng omahe ra entuk (masak orang hadir di rumahnya enggak boleh)," katanya.
Sementara kalau dalam koridor kampanye, UGM telah memiliki SOP. "Prinsipnya itu (kalau kampanye) UGM yang mengundang, pesertanya harus mahasiswa, pola kampanye adalah dialogis, programatik dan tidak boleh mengerahkan massa," ungkapnya.