Polda Jateng Bongkar Makam Pelajar SMK yang Ditembak Polisi

29 November 2024 15:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekshumasi jenazah Gamma Rizkynata Oktafansy, Jumat (29/11/2024). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ekshumasi jenazah Gamma Rizkynata Oktafansy, Jumat (29/11/2024). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Tim DVI Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng) melakukan ekshumasi jenazah Gamma Rizkynata Oktafansy (17) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bangunrejo, Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Jumat (29/11).
ADVERTISEMENT
Gamma adalah pelajar SMKN 4 Semarang yang tewas ditembak oleh Aipda Robig Zaenudin (38), Anggota Satnarkoba Polrestabes Semarang, Minggu (24/11).
Ekshumasi atau pemongkaran makam ini dilakukan untuk mencari bukti-bukti hingga penyebab kematian Gamma.
Pelaksanaan ekshumasi dimulai sekitar pukul 13.15 WIB, diawali dengan doa yang dipimpin pemuka agama dusun setempat dan dilakukan pembongkaran makam.
Lokasi prosesi ekshumasi ditutup kain terpal warna biru dan hijau tua juga digaris polisi. Warga dan awak media hanya bisa melihat dari jauh. Ayah korban Andi Prabowo juga tampak hadir.
Ditemui awak media, perwakilan keluarga korban, Subambang, mengatakan pembongkaran makam ini dilakukan karena dari keluarga menghendaki dilakukannya autopsi untuk mendapatkan kejelasan penyebab kematian korban.
“Keluarga korban menghendaki dilakukan pembongkaran makam (GRO). Kami meminta kepada penegak hukum untuk mengusut secara tuntas dari awal sampai akhir secara transparan, sehingga semua tahu, masyarakat tahu, siapa salah siapa benar dan yang salah kami minta diberi sanksi hukum sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,” kata Subambang.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, kakek korban, Siman mengaku ikhlas jenazah cucunya diangkat lagi untuk kepentingan autopsi.
“Kami dari keluarga menghendaki keadilan atas peristiwa ini. Dan menuntut keadilan. Ini demi memperjuangkan keadilan untuk mencari tahu penyebab kematian,” kata dia.
Dia menambahkan pihak keluarga di Kabupaten Sragen tidak sempat membuka tubuhnya secara utuh. Pemakaman sendiri dilakukan pada Minggu (24/11) malam.
“Keluarga hanya bisa menyaksikan wajahnya dari balutan kain kafan. Jenazah itu sudah disucikan dan dimasukkan peti. Waktu itu yang dibuka hanya wajahnya saja,” kata dia.
Dia menambahkan cucunya itu sosok penurut dan pendiam. Ia meragukan jika cucunya itu berbuat onar sehingga membuatnya meregang nyawa.
"Anaknya pendiam, penurut. Pulang ke sini (Sragen) saat Lebaran dan libur sekolah," pungkasnya.
ADVERTISEMENT