Polda Jateng Rakor dengan Kemenkes, Dalami Kematian Dokter PPDS Undip

30 Agustus 2024 22:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabidhumas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kabidhumas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
ADVERTISEMENT
Pihak kepolisian masih mendalami kasus tewasnya Dokter Aulia Risma Lestari (30) mahasiswa PPDS Universitas Diponegoro (Undip) yang diduga bunuh diri. Polisi juga sudah mendapatkan sejumlah bukti hasil investigasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
ADVERTISEMENT
Hari ini, Polda Jawa Tengah bahkan menggelar pertemuan khusus dengan Kemenkes dan Kemendikbudristek. Pertemuan yang digelar di kantor Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jateng berlangsung selama 3 jam.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto, mengatakan rapat koordinasi ini digelar sebagai tindak lanjut dari kematian dr. Risma. Selain itu, dibahas pula terkait pula isu perundungan atau bullying di PPDS Anestesi Universitas Diponegoro itu.
"Kegiatan saling koordinasi bahan hasil investigasi yang sudah dilakukan Kemenkes. Kita juga koordinasi terhadap hasil tersebut dan apa yang dilakukan ke depan. Keterangan penyelidikan belum tapi hasil investigasi Kemenkes sudah mendapatkan, tinggal pendalaman," ujar Artanto, Jumat (30/8).
Ia menyebut ada sejumlah bahan dari Kemenkes untuk menguak kasus kematian dokter Aulia. Termasuk yang beredar di media sosial dan rekaman atau voice note korban kepada sang ayah.
ADVERTISEMENT
"Barang bukti ada surat, keterangan korban yang ada di HP. Bahkan keterangan hasil investigasi Kemenkes kita uji di lab forensik, semuanya apa pun yang perlu diuji," sebut dia.
Sejauh ini, polisi sudah memeriksa sejumlah saksi. Mulai dari rekan sejawat korban, senior korban, hingga pihak keluarga
"Saksi yang diperiksa banyak, lebih dari 10. Teman, satu angkatan, pihak RS, keluarga, senior juga," ungkap Artanto.
Selain itu, polisi juga akan melakukan otopsi psikologis untuk mengetahui apa penyebab pasti kematian dokter Risma.
"Kita masih ada PR memastikan kematian dr. Risma, masih pakai otopsi psikologi. Akan jadi petunjuk bagi kita untuk menjelaskan penyebab kematian," imbuh Artanto.
Sementara itu, Inspektur Investigasi Kemenkes Valentinus Rudy Hartono menegaskan, pihaknya serius untuk menangani masalah perundungan yang terjadi. Beberapa bukti juga sudah diserahkan ke Polda Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
"Sudah kami sampaikan bukti-bukti ke Polda. Semua bukti dalami dan kita serahkan. Yang jelas kami upayakan maksimal mendapatkan data-data dan informasi," kata Artanto.
Aulia merupakan dokter RSUD Kardinah Tegal yang juga mahasiswa PPDS program studi anestesi Universitas Diponegoro. Ia ditemukan meninggal dunia pada Senin (12/8) di kamar kosnya.
Kemenkes kemudian menghentikan PPDS program studi anestesi di RSUP Dr. Kariadi Semarang tempat korban menempuh pendidikan spesialis karena ada dugaan perundungan.
Namun, UNDIP sudah membantah soal isu perundungan yang diduga dialami dokter Risma.