Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Polda Jateng Soal Kabar Polisi Intervensi Keluarga Pelajar yang Tewas Ditembak
2 Desember 2024 16:56 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Keluarga GRO (17) pelajar SMK yang tewas ditangkap polisi, mengaku didatangi sejumlah anggota Polrestabes pada Senin (25/11). Mereka meminta pihak keluarga untuk tidak memperpanjang kasus ini atau mengikhlaskan kepergian GRO.
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, Polda Jawa Tengah mengaku belum mendapat informasi soal kabar tersebut.
"Nanti kita lihat perkembangan penyidikan, saya belum bisa menyampaikan karena saya belum cek," ujar Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto, Senin (2/12).
Kemudian saat ditanya apakah intervensi semacam itu memang diperbolehkan, Artanto kembali mengatakan bahwa itu harus dilakukan pengecekan lagi.
"Kita harus cek dulu, informasi (intervensi) ini harus kita cek," jelas dia.
Sebelumnya, salah seorang kerabat GRO yang tidak ingin disebutkan identitasnya mengatakan pada Senin (25/11) atau sehari setelah korban dimakamkan, sejumlah anggota polisi mendatangi rumah korban di Kembangarum, Semarang Barat.
"Kita diminta supaya bikin tanda tangan, pernyataan, supaya tidak tersebar atau berkembang ke mana-mana, supaya wartawan nggak sering datang. Maka kita disuruh ikhlaskan," ujar kerabat korban, Minggu (1/12).
ADVERTISEMENT
Keluarga juga menolak pernyataan Kapolrestabes Semarang yang menyebut GRO sebagai kreak atau gangster. Menurutnya, GRO tidak pernah menunjukkan adanya tanda-tanda tersebut.
"Soalnya kan anaknya kan pendiam. Di rumah kan tidak ada atribut atau beberapa macam ornamen yang bisa dikaitkan dengan gangster. Misal kaus, slayer, ataupun senjata tajam. Itu enggak ada sama sekali," kata pria tersebut.