Polda dan Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Pemerintah Jateng

Polda Jateng Tingkatkan Pengamanan Pejabat Usai Penyerangan Wiranto

11 Oktober 2019 9:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polda dan Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah bersama dengan Pemerintah Provinsi Jateng bersinergi membentuk tim khusus antikorupsi. Foto: Dok. Humas Polda Jateng
zoom-in-whitePerbesar
Polda dan Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah bersama dengan Pemerintah Provinsi Jateng bersinergi membentuk tim khusus antikorupsi. Foto: Dok. Humas Polda Jateng
ADVERTISEMENT
Penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto di Banten membuat aparat keamanan meningkatkan pengamanan VIP dan VVIP kepada para pejabat, baik pejabat pusat dan daerah. Salah satunya di Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Jawa Tengah merupakan daerah yang kerap dikunjungi pejabat negara termasuk Presiden yang asli Solo. Kapolda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel menegaskan, jaminan keamanan untuk pejabat sudah ada berupa SOP.
"Kami sudah ada SOP, jaminan keamanan dalam bentuk SOP, keikhlasan dan komitmen kami ikuti prosedur dan upaya deteksi dini dan pemberdayaan untuk sinergi," jelas Rycko, di Mapolda Jateng, Jumat (11/10).
Di sisi lain, pihaknya juga meningkatkan kewaspadaan dan melakukan upaya deteksi dini. Mengingat, salah satu pelaku penusukan kemarin berasal dari wilayahnya.
"Ini jadi pelajaran kita semua untuk meningkatkan kewaspadaan agar tidak lengah," katanya.
Di Mapolda Jateng, kata Rycko, terdapat peningkatan pengamanan. Namun demikian, dia menegaskan pengamanan yang ada saat ini sudah maximum security.
ADVERTISEMENT
"Sebagaimana biasanya kita laksanakan, maximum security di markas komando, asrama, dan personel di lapangan. Dengan kejadian ini jadi pelajaran untuk meningkatkan maximum security," tegasnya.
Oleh karenanya, dia mengimbau kepada personel keamanan agar tidak lengah dan underestimate. Kemampuan mengidentifikasi ancaman, kata dia, juga perlu ditingkatkan.
"Jangan lengah, jangan anggap sepele, jangan underestimate, patuhi SOP dan memiliki sense of security, kemampuan identifikasi saat akan bertugas, mengenali ancaman, memahami cara bertindak, dan koordinasinya," jelas Rycko.
Sedangkan, terkait penanganan terhadap salah satu pelaku yang berasal di Brebes, yakni Fitri Andriana, Rycko menyebut sudah dilakukan oleh Densus 88 Antiteror.
"Pelajaran kami tingkatkan deteksi dini dan deteksi aksi. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk kenali lingkungan dan lapor ke polisi kalau melihat sesuatu yang mencurigakan," katanya.
ADVERTISEMENT
Rycko juga mengimbau pada masyarakat senantiasa peduli terhadap lingkungan dan melapor ke polisi apabila melihat ada orang yang tingkahnya berubah layaknya pelaku ini.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten