Polda Jatim Awasi 3 Distributor Cegah Penimbunan Masker

5 Maret 2020 16:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus positif virus corona yang menimpa dua orang di Depok, Jawa Barat, menyebabkan kekhawatiran banyak masyarakat. Hal itu dimanfaatkan sejumlah pedagang nakal untuk menimbun dan menaikkan harga masker di pasaran.
ADVERTISEMENT
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan pihaknya tengah memantau tiga distributor masker di Jatim. Langkah itu dilakukan untuk mencegah penimbunan masker.
“Tiga tempat oleh Direktorat kriminal khusus sudah turun ke lapangan dengan tim,” ujar Truno di Mapolda Jatim, Kota Surabaya, Kamis (5/3).
Tiga tempat itu yakni milik PT Podo Mekar Jaya Sentosa di Jalan Kalisari Surabaya; PT Sumber Rejeki berlokasi di Jalan Raya Raya Kalirungkut Surabaya; dan CV Beauty Casa Tama di kompleks pergudangan Maspoin di kawasan Romokalisari, Surabaya.
Ilustrasi gudang masker. Foto: Dok. Polda Metro
Truno menuturkan pemantauan dilakukan untuk memastikan tidak ada penimbunan masker di Jatim.
“Ada pergudangan, ada juga yang sifatnya ruko, itu terkait distributor, kami akan mendalami bahwasanya itu diedarkan atau tidak diedarkan, bahwa terkait dengan edaran kan distributor punya izin edar,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
“Kalau yang tidak memilki edar, ini kan patut diduga berarti memperdagangkan yang kemudian tidak memiliki izin edar, dan kemudian menumpuk artian menimbun itu kan monopoli, itu kan akan kita kenakan sanksi tegas tindak pidana,” lanjutnya.
Polda Jatim juga akan melakukan pengawasan itu juga bakal berlaku kepada perorangan yang menjual masker. Namun, ia menegaskan soal harga masker naik bukan berarti penimbunan menjadi faktor utama.
“Termasuk individu, tapi jangan orang lagi jualan harga tinggi sudah dikategorikan dengan itu penimbunan ya kan kembali kepada ekonomi pasar, ketika kebutuhan tinggi tentu ada kenaikan harga,” terang Truno.