Polda Sumbar soal Remaja Tewas Diduga Disiksa: Sempat Dicegah Teman Ikut Tawuran

1 Juli 2024 4:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda Sumbar Irjen Suharyano memperlihatkan foto para terduga pelaku tawuran saat diamankan di Mapolsek Kuranji, tidak ada Afif Maulana.  Foto: Irwanda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Sumbar Irjen Suharyano memperlihatkan foto para terduga pelaku tawuran saat diamankan di Mapolsek Kuranji, tidak ada Afif Maulana. Foto: Irwanda/kumparan
ADVERTISEMENT
Kapolda Sumbar Irjen Suharyono membantah jika siswa SMP bernama Afif Maulana yang ditemukan di bawah jembatan Kuranji, Padang, tewas disiksa oknum polisi saat razia tawuran. Surharyono juga membantah isu yang beredar soal Afif keluar malam bukan karena hendak tawuran.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, rencana tawuran itu sudah dibuat sejak 9 Juni 2024 lalu. Salah satu teman Afif, Aditia, bahkan mengaku sempat memperingatkan Afif untuk tidak ikut tawuran.
"Saat di rumah Aditia, Afif sudah diperingatkan tidak usah ikut [tawuran], tapi [Afif] memaksakan diri untuk ikut dan bahkan mengajak. Jadi ini jangan sampai biar, bahwa [katanya] mereka pergi ke kondangan [malam itu], mereka hanya jalan-jalan, itu asumsi-asumsi," kata Suharyono dalam konferensi pers, Minggu (30/6).
Hal ini, kata Suharyono, terungkap saat pihaknya memeriksa Aditia yang dijadikan saksi kunci dalam kasus ini. Menurut Suharyono, percakapan soal tawuran itu sudah terjadi pada malam sebelumnya.
"Kami bicara secara fakta karena ada percakapan, dimulai pukul 21.30 WIB sampai 22.30 WIB. Mereka sudah ingin bertemu dan mempersiapkan [tawuran] itu," tutur Suharyono.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, aksi tawuran yang melibatkan geng remaja di Kota Padang sudah beberapa kali terjadi, terutama di malam Minggu atau hari libur. Kelompok-kelompok ini, kata Suharyono, adalah organisasi terstruktur yang saling bersaing.
"Mereka itu ingin menunjukkan jati dirinya bahwa gengnya yang paling hebat. Ada geng bintang 5, ada geng bintang 4, geng bintang 3. Ada persenjataan yang ditunjukkan di Instagram, di TikTok, bahwa mereka geng paling hebat," ungkapnya.

Polisi Duga Afif Tewas Setelah Lompat dari Jembatan

Kapolda Sumbar Irjen Suharyano memperlihatkan foto para terduga pelaku tawuran saat diamankan di Mapolsek Kuranji, tidak ada Afif Maulana. Foto: Irwanda/kumparan
Di hari kejadian, polisi mendeteksi akan terjadi aksi tawuran yang melibatkan sekitar 42 orang. Menurut Suharyono, saat mencegah aksi tawuran di atas Jembatan Kuranji, sempat ada aksi kejar-kejaran antara polisi dengan para pelaku tawuran.
Salah satu yang dikejar adalah Aditia dan Afif yang berboncengan di sebuah motor. Saat berada di Jembatan Kuranji, motor yang ditumpangi Aditia dan Afif jatuh karena ditendang polisi. Setelah itu polisi yang menendang langsung mengejar pelaku lainnya.
ADVERTISEMENT
"Ketika motor jatuh, ada waktu lima detik berdua (Afif dan Aditia) itu bercakap-cakap, ada limit waktu di situ. Tim sweaper [dari arah belakang] itu datang setelah mereka bercakap di atas jembatan. Waktunya tidak lebih lima detik karena waktu itu cepat-cepat Afif mengajak melompat," kata Suharyono.
Ajakan Afif untuk melompat dari jembatan itu ditolak oleh Aditia. Kepada polisi, kata Suharyono, Aditia mengaku meminta Afif untuk menyerahkan diri saja.
"Saat ditangkap, Aditia menyampaikan ke anggota polisi, 'Pak, teman saya tadi ada melompat'. Polisinya menjawab, 'Tidak mungkin', dan tidak percaya menerima informasi dari Aditia. Kenapa polisi menjawab itu? Karena tinggi [jarak jembatan ke sungai], tidak mungkin ada orang yang melompat," beber Suharyono.
Afif belakangan ditemukan di bawah Jembatan Kuranji dalam kondisi tewas dengan enam tulang rusuk patah dan merobek paru-parunya sepanjang 11 centimeter. Jenazah Afif ditemukan dalam kondisi terapung sekitar pukul 11.55 WIB, atau sekitar sembilan jam setelah aksi razia tawuran.
ADVERTISEMENT