Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Polda Sumut Bantah Ada Oknum Polisi Terlibat Kasus Kerangkeng Bupati Langkat
26 Maret 2022 19:33 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Terkait hal itu, Dirkrimum Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja membantahnya. Dia mengatakan, sudah memeriksa 5 anggotanya namun tak ditemukan unsur pelanggaran.
"Saya sampaikan kembali tidak ada. Karena kami sudah melakukan tiga kali melakukan pemeriksaan terhadap 5 anggota kami yang diduga ikut terlibat dengan kasus tersebut," kata Tatan Dirsan Atmaja di Polda Sumut, Sabtu (26/3).
"Kelima orang tersebut berpangkat pama, yang bersangkutan tidak pernah masuk atau menghampiri atau mengunjungi kerangkeng tersebut," sambungnya.
Tatan lalu menjelaskan soal kegiatan anggotanya yang sempat berada di rumah dinas tersebut termasuk saat Pilkada beberapa waktu lalu. Dia menegaskan anggota polisi tersebut hanya untuk kepentingan tugas penjagaan terkait Pemilu.
"Terus ada 3 anggota yang dulu pada saat yang pada saat pilkada sebagai LO terhadap calon bupati kebetulan saudara TRP salah satunya ada. Anggota yang ditempatkan aatau dipermintakan bantuan," ujar Tatan.
ADVERTISEMENT
"Kemudian 1 orang lagi, warga di situ yang menjadi anggota polisi salah satu kerabat bupati TRP kemudian dia ada juga ke situ. Sejak sebelum jadi polisi juga ke situ," sambungnya.
Tatan kembali menegaskan bahwa tidak ada anggotanya yang terlibat dalam kasus penganiayaan tersebut. Hal itu diperkuat keterangan saksi dari warga sekitar.
"Pemeriksaan saksi saksi maupun tersangka, anggota Polri itu tidak ada di situ. Namun dia berkunjung ke situ datang 3-4 kali kemudian menghampiri," tandasnya.
Sebelumnya, Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengungkapkan hasil penyelidikan atas dugaan kekerasan kerangkeng manusia di kediaman Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin Angin.
Hasil penyelidikan menunjukkan dugaan tindakan kekerasan dan penyiksaan ini turut melibatkan anggota TNI dan Polri.
ADVERTISEMENT
"Ada temuan soal pengetahuan dan keterlibatan oknum anggota TNI dan Polri. Jadi kita mendapatkan keterangan ada beberapa oknum anggota TNI dan Polri terlibat dalam proses kerangkeng tersebut," jelas Anam dalam konferensi pers virtualnya, Rabu (2/3).