Polemik Komentar Menag Radikalisme Dibawa Anak Good Looking-Fasih Bahasa Arab

4 September 2020 14:23 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama Fachrul Razi usai rapat di Komisi VIII DPR. Foto: Kementerian Agama
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Fachrul Razi usai rapat di Komisi VIII DPR. Foto: Kementerian Agama
ADVERTISEMENT
Pernyataan Menteri Agama Fachrul Razi memicu polemik soal radikalisme diidentifikasi secara fisik dibawa oleh orang yang 'good looking' dan fasih Bahasa Arab'.
ADVERTISEMENT
Mantan Wakil Panglima TNI itu bicara dalam Webinar 'Strategi Menangkal Radikalisme pada ASN', Rabu (2/9). Menag bicara dalam konteks masjid di pemerintahan sudah terpapar radikalisme.
"Cara masuk mereka gampang. Pertama, dikirimkan anak good looking, bahasa arab bagus, jadi imam. Lama-lama orang bersimpati dan diangkat jadi pengurus masjid, ajak temannya dan masuk ide-ide (radikal) seperti itu," ucap Fachrul Razi.
"Maka kami sepakat untuk mewaspadai bahwa semua rumah ibadah di institusi pemerintah pengurusnya harus pegawai. Dengan demikian penceramahnya diambil dari mereka-mereka yang kita yakini bicaranya enggak aneh-aneh," imbuhnya.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Ace Hasan Syadzilly, menilai mengidentifikasi agen radikalisme dengan good looking dan pandai berbahasa Arab kurang tepat. Dia meminta Fachrul tak mengeneralisasi orang berpenampilan menarik dan berbahasa Arab yang baik sebagai orang yang membawa paham radikalisme.
ADVERTISEMENT
"Pernyataan Menteri Agama RI soal radikalisme yang masuk ke masjid-masjid melalui seorang anak yang menguasai bahasa Arab dan good looking tidak sepenuhnya tepat. Jangan mengeneralisasi gejala munculnya paham radikalisme hanya pada suatu gejala tertentu," kata Ace dalam keterangannya, Jumat (4/9).
TB Ace Hasan Syadzily Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Ace mengatakan, jika Menag keliru mendeteksi gejala pemahaman radikalisme di tengah masyarakat, akan berdampak pada kebijakan melawan radikalisme yang keliru pula.
"Ada banyak studi dan kajian yang telah telah dilakukan untuk menelusuri mengapa paham radikalisme itu menyebar. Salah satunya melalui media sosial," papar Ace.
Dia menyarankan Fachrul mempelajari dulu secara komprehensif berbagai kajian dan studi tentang bagaimana paham radikalisme menyebar.
"Soal masjid di lingkungan kementerian dan BUMN berpotensi disusupi paham radikalisme, saya kira memang ada gejalanya ke sana. Salah satu cara yang paling efektif untuk mengubah kebijakan melalui pemerintahan, ya, menguasai masjid di kementerian atau BUMN karena di sanalah akan mempengaruhi pemahaman keagamaan para ASN dan para pekerja BUMN yang beragama Islam," jelasnya.
Suasana halaman Masjid Istiqlal Jakarta. Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto
Ace juga meminta Fachrul bekerja sama dengan ormas keagamaan yang sudah teruji pemahaman agamanya untuk menangkal radikalisme.
ADVERTISEMENT
"Sebaiknya Menteri Agama bekerja sama dengan organisasi keagamaan yang memang sudah teruji soal pemahamanan keagamaannya yang moderat seperti NU atau Muhammadiyah," tandas Ace.