Polemik Pembangunan Masjid Agung yang Mengharuskan Relokasi SDN Pondok Cina 1

11 November 2022 8:22 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SDN Pondok Cina 1 Depok.  Foto: Annisa Thahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
SDN Pondok Cina 1 Depok. Foto: Annisa Thahira/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemkot Depok berencana membangun Masjid Agung Kota Depok di Jalan Margonda Raya. Lokasinya, saat ini masih berdiri SDN Pondok Cina 1.
ADVERTISEMENT
Sebagai gantinya, SDN Pondok Cina 1 ini akan direlokasi. Tapi, rencana ini mendapat penolakan dari siswa khususnya orang tua murid.
Pantauan kumparan di lokasi, Kamis (10/11), suasana SDN Pondok Cina 1 masih tampak ramai dipenuhi siswa. Siswa dari kelas 1 hingga 6 SD, meski tak semua yakni 362 siswa, menyebar di area sekolah.
Ada yang bermain di lapangan dan kelas. Ada pula yang hadir di beberapa kelas untuk mengerjakan tugas dari guru yang hanya dikirim hanya melalui chat WhatsApp.
Sementara lainnya mengikuti kelas pelajaran dari relawan seperti orang tua guru dan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Tak ada satu pun pihak guru maupun penanggung jawab sekolah, termasuk kepala sekolah.
SDN Pondok Cina 1 Depok. Foto: Annisa Thahira/kumparan
Siswa sebenarnya diminta untuk melakukan belajar dari rumah (BDR). Tidak jelas apa alasannya, orang tua murid juga tidak diberi penjelasan mengapa tiba-tiba ada surat pemberitahuan untuk sekolah di rumah.
ADVERTISEMENT
Orang tua murid akhirnya sepakat untuk tetap datang ke sekolah, mendampingi anak-anak mereka belajar di kelas dengan tugas yang sudah dikirim oleh guru melalui pesan singkat.
Di sana, ada relawan dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang membantu anak belajar. Tak ada satu pun guru, staf, hingga kepala sekolah yang hadir di sekolah.
Wawan, orangtua siswa kelas 4 di SDN Pondok Cina 1 Depok. Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
Salah satu orang tua, Wawan, mengatakan sejak 4 November, Plt Kepala Sekolah Sri Widayati dan Sekretaris Daerah (Sekda) telah mengirimkan surat pemberitahuan belajar dari rumah (BDR).
Namun mengingat belum ada kejelasan relokasi, mereka berinisiatif menggelar PTM selagi berupaya melakukan audiensi dengan DPRD dan Sekda.
"Kondisi sekolah anak-anak masih semangat, meski ada surat BDR tapi mereka tahu di BDR enggak nyaman, enggak semangat. Kalau BDR cenderung males-malesan. Jadi mereka tetep ke sekolah ketemu temen-temen. Kami enggak bisa menghalangi semangat mereka untuk datang ke sekolah ini," kata Wawan.
ADVERTISEMENT
Babai pun menyayangkan rencana relokasi dan persoalan trotoar di SDN Pondok Cina 1. Ia menerangkan, rencana relokasi pun tak pernah dibicarakan pemerintah Kota Depok dengan DPRD sebelumnya.
Anggota DPRD Fraksi PKB Kota Depok Babai Suhaemi, datang untuk mengecek lokasi dan beraudiensi dengan orang tua siswa SDN Pondok Cina 1 Depok, Kamis (10/11/2022). Foto: Annisa Thahira/kumparan

Orang Tua Siswa SDN Pondok Cina 1 Minta Gedung Baru

Sekolah rencananya akan memecah 362 siswa ke dua sekolah atau regrouping, di SDN Pondok Cina 3 dan SDN Pondok Cina 5. Tetapi para orang tua khawatir regrouping akan mengganggu pembelajaran siswa.
"Yang kami mau relokasi ke satu titik. Kalau gedung belum berdiri, beri kami kesempatan sampai gedung jadi," kata orang tua dari siswa, Wawan.
"Kami belum punya target, karena kita tidak tahu gedung pemerintah mana, swasta mana, itu tanah mereka. Tapi kami ingin 362 siswa dari A ke titik B tanpa dipecah. Dan regrouping ini ada siswa yang masuk kelas siang dan Sabtu masuk. Aduh, awur-awuran," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Orang tua siswa lain, Yuli, juga berharap relokasi bisa di satu bangunan untuk 362 siswa SDN Pondok Cina 1. Ia juga tak sepakat ada kelas siang.
"Harapannya harus ada gedung baru, tidak dipisah-pisah anak belajar. Dan tetep pagi seperti semula. Mudah-mudahan deket sini. Tapi kayaknya enggak mungkin. Saya [tinggal] di Margonda," kata Yuli.
Anggota DPRD Fraksi PKB Kota Depok Babai Suhaemi, datang untuk mengecek lokasi dan beraudiensi dengan ortu siswa SDN Pondok Cina 1 Depok, Kamis (10/11). Foto: Annisa Thahira/kumparan

Ortu Siswa SDN Pondok Cina Tak Tolak Masjid, yang Penting Jelas Relokasi di Mana

Orang tua juga meragukan efektivitas rencana ini. Sebab banyaknya siswa SDN Pondok Cina 1 Depok yang di-rebound, kelas sekolah nantinya harus dibagi kloter pagi dan siang.
"Kita sebenernya enggak tolak alih fungsi pembangunan apa pun, cuma ingin kepastian aja untuk ke depannya, sekolah anak kami di mana? Kalau sekarang dibagi dua kan ketentuan belum tahu kayak apa. Ini yang ingin kami perjelas jangan hanya numpang, ke depannya enggak jelas," kata salah satu orang tua siswa SDN Pondok Cina 1 Depok, Novi.
ADVERTISEMENT
"Dan anak-anak sekolahnya [kalau] tidak jelas dan numpang kurang nyaman. Apalagi, sekolahnya siang, biasa sekolah pagi. Dan lokasi lebih jauh. Sementara rata-rata ortu rumahnya lingkungan sekolah sini," imbuh dia.
Novi juga khawatir anaknya akan kesulitan belajar di sekolah baru. Termasuk potensi adanya perundingan atau bullying.
Ia berharap jika harus direlokasi, maka ada bangunan baru untuk 362 siswa SDN Pondok Cina 1 yang ada sekarang.
"Pengin lebih dekat, enggak apa-apa relokasi atau numpang tapi kejelasan di mana. Jangan hanya numpang aja, kita ke depannya enggak tahu seperti apa. SD anak masih kecil, lingkungan daerah sini," jelas dia.
"Yang kita khawatir, takutnya pengaruh ke semangat belajar. Kan ketemu dengan SD baru, ya namanya anak kecil takutnya [dikatain] 'SD-nya numpang nih'. Kalau ada pembangunan [sekolah baru] kan beda lagi," jelasnya.
Wali Kota Depok, Mohammad Idris. Foto: Dok. Istimewa

Anggota DPRD Depok Sindir Ego Wali Kota

ADVERTISEMENT
Babai Suhaemi, tak sepakat dengan rencana pembangunan Masjid Agung Kota Depok di Jalan Margonda Raya. Sebab rencana itu berimbas pada SDN Pondok Cina (Pocin) 1 Depok yang ada di lokasi pembangunan dan harus dipindah.
Babai mengatakan, rencana pembangunan ini tak pernah dibahas Pemkot Kota Depok dengan DPRD. Ia pun mempertanyakan apakah masjid lebih diperlukan dibanding sekolah.
"Berkaitan dengan persoalan pembangunan sekolah, kita di DPRD tidak pernah diajak bicara oleh Pemkot. Apa tujuannya sekolah ini harus diubah menjadi masjid, apakah memang betul di sini dibutuhkan betul keberadaan masjid itu?" kata Babai,
"Yang kami tahu pada saat itu Pak Ridwan Kamil diajak kemari tanpa ada musyawarah lagi, tanpa ada komunikasi lagi bahwa ini mau dibongkar untuk dibangun masjid. Secara etika politik, pemerintahan, itu tidak boleh dilakukan sepihak," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Di hadapan para orang tua murid, Babai lalu bertanya apakah rencana relokasi sudah disetujui. Para orang tua murid memastikan mereka belum diajak bicara hingga sepakat.
"Apa pun yang dibangun oleh pemerintah itu banyak pihak yang harus diajak bicara, pada akhirnya yang menikmati terutama masyarakat itu sendiri. Apakah pemerintah pernah bertanya kepada wali murid ini setuju enggak dipindah. Pernah enggak ditanya?" tanya Babai.
"Tidak!" jawab sejumlah wali murid.
Anggota DPRD Fraksi PKB Kota Depok Babai Suhaemi, datang untuk mengecek lokasi dan beraudiensi dengan ortu siswa SDN Pondok Cina 1 Depok, Kamis (10/11). Foto: Annisa Thahira/kumparan
Babai memastikan baik anggota DPRD baik di Komisi D maupun secara keseluruhan, tidak pernah diminta tanggapan soal pembangunan masjid. Adapun tak ada pembahasan soal anggaran.
"Belum pernah juga dibahas di dalam forum resmi DPRD, anggarannya dari provinsi berapa nilainya ya kan, sudah masuk di APBD 2022 ini berapa nilainya kemudian kapan ditendernya, dan kapan dilaksanakannya, kapan deadlinenya dibuat dan seterusnya. Itu tidak pernah dibicarakan, kalau sekarang terjadi penolakan menurut saya hal yang wajar," papar dia.
ADVERTISEMENT
"Ada mekanisme yang tidak dilakukan oleh pemerintah, yaitu tidak memberikan kepastian wali murid Anda dipindah, ini lho sekolah yang baru yang lebih bagus dari ini, tempatnya lebih baik dari ini, ini juga tidak. Ini yang sangat saya sayangkan kami dari DPRD terhadap sikap yang dilakukan Pemkot. Hari ini saya turun ingin mendalami secara langsung," ujarnya.
Infografik Relokasi SDN Pondok Cina 1. Foto: kumparan

Akan Panggil Disdik dan Pemkot

ADVERTISEMENT
Babai menegaskan pihaknya akan memanggil pihak Pemkot dan disdik soal relokasi sekolah dan pembangunan masjid besok, Jumat (12/11).
"Insyaallah besok Jumat jam 09.00 pagi kita akan memanggil Dinas Pendidikan Kota Depok, perwakilan dari ortu murid, untuk kita diskusikan apa masalahnya yang harus kita carikan jalan keluar," ujarnya.
"Besok kita akan panggil secara resmi, Pemkot dalam hal ini disdik sebab informasi terkait rencana pembangunan ini sejak bulan Februari 2022, sekarang November hampir jalan 8 bulan, kenapa ortu murid enggak pada tahu. [DPRD] juga tidak tahu," terangnya.
ADVERTISEMENT
Sslain itu, Babai menilai pembangunan masjid di Depok sudah luar biasa. Menurutnya Pemkot sudah punya banyak masjid seperti Masjid Baitul Kamal di Balai Kota Depok. Sehingga perlu dikaji betul apakah Masjid Agung Kota Depok diperlukan.
Suasana SDN Pondok Cina 1 Depok di tengah polemik pembangunan masjid dan trotoar, Kamis (10/11/2022). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan

Pemkot Depok soal Kisruh Relokasi SDN Pondok Cina 1

Pemerintah Kota Depok berencana merelokasi SDN Pondok Cina 1 yang berada di Jalan Margonda Raya, Beji.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Wijayanto, mengatakan, pihaknya telah memberikan informasi kepada orang tua siswa terkait relokasi SDN Pondok Cina 1 tersebut.
Siswa SDN Pondok Cina 1 akan ditempatkan di dua SDN terdekat. “Sudah diinfokan sejak 3 November, akan pindah ke SDN Pondok Cina 5 dan SDN Pondok Cina 3,” ujar Wijayanto.
Saat ini siswa SDN Pondok Cina 1 melakukan pembelajaran secara online atau belajar dari rumah. Nantinya pada 14 November akan dilakukan pembelajaran tatap muka di SDN Pondok Cina 3 maupun SDN Pondok Cina 5 setelah penggabungan siswa.
ADVERTISEMENT
"Sementara sampai tanggal 18 November belajar dari rumah. Setelah itu kita pindah, sebelum belajar dari rumah kursi-kursi sebagian kita pindahkan,” ucap Wijayanto.
Suasana SDN Pondok Cina 1 Depok di tengah polemik pembangunan masjid dan trotoar, Kamis (10/11/2022). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan

Alasan Pemkot Depok Bangun Masjid Agung di Lahan SDN Pondok Cina 1 Margonda

Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan Pemkot berencana membangun dua masjid agung pada tahun 2023 dan 2024 di Jatijajar dan di Pondok Cina.
“Pembangunan masjid di Pondok Cina pada 2024 dan Jatijajar pada 2023,” kata Idris pada 18 Desember 2021.
Idris meminta bantuan Gubernur Jabar Ridwan Kamil — yang juga seorang arsitek—untuk merancang masjid tersebut. Pembangunan Masjid Agung akan dibangun di atas lahan milik Pemerintah Kota Depok.
Untuk pembangunan masjid di Jatijajar berada di depan terminal dengan luas dua hektare Sedangkan rencana pembangunan masjid di Pondok Cina sedang dilakukan pemindahan aset dan ditargetkan 2023 telah selesai.
ADVERTISEMENT
“Desain dua masjid yang akan dibangun merupakan rancangan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil,” terang Idris kala itu.
Idris menambahkan, Detail Engineering Design (DED) pembangunan Masjid Agung akan disesuaikan dengan desain dari Ridwan Kamil. Idris tidak menjelaskan besaran anggaran yang akan digunakan untuk pembangunan Masjid Agung.
"DED-nya kita sesuaikan dengan desain pemberian Pak Gubernur,” kata Idris.
Sementara itu, kala itu Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono menjelaskan, rencana pembangunan Masjid Agung ini merespons aspirasi warga masyarakat yang menginginkan ada masjid di Jalan Margonda Raya—urat nadi yang menghubungkan Depok dengan Jakarta.
Menurutnya, masyarakat selama ini kesulitan untuk salat Ashar atau Magrib pada saat jam pulang kantor di Jalan Margonda Raya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama Walikota Depok Mohammad Idris megunjungi RS Mitra Keluarga Depok, Jawa Barat, Senin (2/3). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan

Masjid Agung di Margonda Dibangun Tahun 2023

Pada Kamis (10/11/2022), Sekretaris Daerah Kota Depok Supian Suri mengatakan, pembangunan Masjid Agung akan dilaksanakan tahun depan sehingga relokasi SDN Pondok Cina 1 dilaksanakan pada tahun ini. Pembangunan Masjid Agung merupakan anggaran dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
“Untuk bangunan masjid ini, kan, bisa dilakukan tender di akhir tahun ini, hingga pelaksanaannya awal tahun depan sudah bisa dilaksanakan,” ujar Supian.
Pembangunan tersebut dibangun di lahan SDN Pondok Cina 1 yang direlokasi. Luas lahan mencapai 1.632 meter persegi. Namun hingga kini belum diketahui besaran anggaran pembangunan Masjid Agung tersebut.
“Kemarin DPUPR sudah membuat trotoar sesuai design masjid, bukan untuk sekolah lagi,” kata Supian.
Sejak Depok menjadi kota madya, Depok belum memiliki Masjid Agung layaknya di sejumlah kota lainnya. Selain itu, sejumlah warga meminta Pemerintah Kota Depok membangun Masjid Agung, terlebih sepanjang Jalan Raya Margonda belum memiliki masjid berukuran besar.