Polemik Tolak Israel Dinilai Berdampak pada Elektabilitas Ganjar Jelang 2024

31 Maret 2023 13:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (tengah) menghadiri HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada Selasa (10/1). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (tengah) menghadiri HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada Selasa (10/1). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tengah menuai sorotan publik karena sikap penolakannya atas Timnas Israel bertanding di Indonesia. Buntutnya, FIFA membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20
ADVERTISEMENT
Apakah penolakan Ganjar berpengaruh terhadap elektabilitasnya dalam bursa capres 2024?
Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawano Kumoro, mengatakan penolakan Ganjar, PDIP, dan Gubernur Bali I Wayan Koster seperti menusuk Presiden Jokowi dari belakang dan mencoreng citra pemimpin negara di mata internasional.
"Sikap dari PDI-P dan juga penolakan dua gubernur terhadap kehadiran Israel hingga kemudian berujung pada pembatalan status Indonesia sebagi tuan rumah Piala Dunia U20 oleh FIFA ibarat menusuk Presiden dari belakang," kata Bawono saat dihubungi, Jumat (31/3).
"Alih-alih turut mendukung kebijakan pemerintah pusat dalam sukseskan perhelatan bergengsi, itu justru dua gubernur itu justru menunjukkan sikap bertentangan. Ironis karena sikap PDIP dan kedua gubernur tersebut telah berkontribusi dalam mencoreng citra baik Presiden di dunia internasional," lanjutnya.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) didampingi Menkumham yang juga Ketua DPP PDIP Bidang Hukum, HAM dan Perundang-undangan Yasonna Laoly (bawah kiri), Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto (bawah kedua kanan). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
Karena itu, Bawono menyebut tak menutup kemungkinan elektabilitas PDIP dan Ganjar akan merosot jelang 2024. Apalagi, keduanya tengah menjadi tumpahan rasa kesal dan juga kecewa para penggemar sepakbola di Indonesia
ADVERTISEMENT
"Yang mana mereka juga merupakan bagian dari pemilih di pemilu 2024 mendatang," lanjutnya.
Ia menyebut rasa kesal pencinta bola juga kemungkinan akan semakin memuncak jika FIFA menjatuhkan sanksi kepada Indonesia. Kemungkinan sanksi tersebut dikhawatirkan akan membuat masa depan sepak bola Indonesia menjadi terhenti.
"Bukan tidak mungkin sanksi berat FIFA bisa juga akan berpotensi membuat sepakbola di Indonesia terhenti. Dalam jangka pendek ini sangat mungkin akan berdampak negatif. Padahal tidak sedikit jumlah orang di republik ini sangat menggantungkan hidup dari dunia sepak bola, damage has been done," tandas dia.
Pengamat politik Jamaluddin Ritonga juga menilai elektabilitas Ganjar terancam setelah dianggap jadi penyebab Indonesia batal jadi tuan rumah U-20.
"Hal itu terjadi karena netizen menilai Ganjar sebagai salah satu aktor gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Ganjar termasuk yang menolak Israel ikut serta dengan alasan mengikuti arah politik Soekarno," kata Jamaluddin Ritonga, Jumat (31/3).
ADVERTISEMENT
Jamiluddin mengatakan, penilaian netizen itu pada umumnya bernada negatif terhadap Ganjar. Hal itu dinilai akan menurunkan elektabilitas Ganjar secara signifikan.
Selain itu, dia mengatakan, Presiden Jokowi juga harus memberi sanksi kepada Ganjar. Sebab, Ganjar sebagai Gubernur menjadi perpanjangan tangan atau wakil pemerintah pusat sudah berani bertentangan dengan kebijakan pemerintah pusat yang ingin pelaksanaan Piala Dunia U-20 berjalan sukses.
"Itu artinya, Ganjar tidak tegak lurus atas kebijakan pemerintah pusat. Ganjar bahkan membangkang kebijakan pusat, khususnya arah kebijakan Jokowi," tandas dia.