Polisi: 1 Korban Dukun Slamet Tewas Minum Racun, Lalu Dikubur

6 April 2023 23:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi, dalam konferensi pers terkait dukun pengganda uang Mbah Slamet. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi, dalam konferensi pers terkait dukun pengganda uang Mbah Slamet. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Polisi memastikan PO (53), korban dukun jagal asal Banjarnegara Slamet Tohirin atau Mbah Slamet, dikubur dalam keadaan tak bernyawa. PO merupakan korban yang pertama kali ditemukan.
ADVERTISEMENT
Kabid Dokkes Polda Jawa Tengah Kombes Sumy Hastry Purwanti mengatakan, kesimpulan itu didapat usai pihaknya melalukan autopsi. Hasilnya PO tewas karena meminum racun.
"Dari pemeriksaan pertama pada jenazah yang sudah meninggal 10 hari kita sudah mendapatkan racun yang disebutkan oleh bapak kalabfor, dan jelas dia meninggal dulu baru dimakamkan karena kita bisa lihat dari tubuh korban," ujar Hastry dalam jumpa pers di Mapolres Solo, Kamis (6/4).
Hastry mengaku kesulitan untuk mengecek 11 jasad lainnya. Apakah jasad tersebut tewas karena meminum racun, atau karena ia tewas karena dikubur hidup-hidup. Namun, ia memastikan seluruh korban dukun Slamet mengalami mati lemas.
Total ada 12 jasad yang ditemukan, diduga semuanya merupakan korban Mbah Slamet
ADVERTISEMENT
"Sedangkan 9 jenazah dan 2 jenazah yang kita kerjakan kita susah menduga apakah dia meninggal karena racun atau dikubur dalam keadaan masih hidup. Tapi kita simpulkan mereka meninggal tidak wajar dan mati lemas karena racun di dalam tubuhnya," jelas dia.
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi, dalam konferensi pers terkait dukun pengganda uang Mbah Slamet. Foto: Dok. Istimewa
Dari waktu kematian 9 jenazah, 6 laki dan 3 wanita, diduga rentang kematiannya antara 1 bulan hingga 2 tahun. "Yang paling lama sekitar tahun 2020," sebut Hastry.
Hastry meminta kepada masyarakat yang merasa kehilangan keluarga untuk melapor. Hal ini untuk memperjelas identitas jenazah korban dukun kejam itu.
"Kita masih menanti data antimortem dari keluarga korban. Saya harapkan keluarga yang kehilangan bisa datang juga membawa data gigi atau foto yang tersenyum yang terlihat giginya. Alhamdulillah tadi ada yang datang dan sudah membawa lengkap data lengkap. Tapi belum bisa kita rilis karena kita masih tunggu data DNA yang kita kirim ke Jakarta," kata Hastry.
ADVERTISEMENT