Polisi: Ada Memar di Belakang Kepala Korban Persekusi Toko Vape

12 September 2017 18:01 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asri Pralebda dan AKBP Hendy F. Kurniawan (Foto: Diah Harni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Asri Pralebda dan AKBP Hendy F. Kurniawan (Foto: Diah Harni/kumparan)
ADVERTISEMENT
Setelah kurang lebih dua jam mengautopsi jenazah korban persekusi di Rumah Tua Vape, Abi Qowi Suparto, polisi akhirnya menemukan penyebab kematian korban. Polisi dan dokter yang mengautopsi menemukan sejumlah titik trauma di beberapa bagian tubuh yang menyebabkan korban kritis hingga akhirnya meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
"Dari tadi banyak diskusi dengan dokter, ada banyak titik trauma yang memang diduga itu penyebab kematian. Secara rinci kita tunggu hasilnya dari forensik," jelas Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Hendy F Kurniawan, di TPU Karet Tengsin, Jakarta Pusat, Selasa (12/9).
Meski begitu, Hendy tak ingin menyampaikan penemuan mereka secara rinci, karena hal itu baru bisa diumumkan setelah hasil autopsi diteliti oleh tim forensik.
"Sudah ada indikasi beberapa titik penyebab kematian, ya. Tapi tidak bisa kita sampaikan di sini," kata dia.
Meski begitu, Hendy sempat menyampaikan bahwa dokter menemukan luka memar di bagian belakang kepala Qowi. Hal ini mengindikasikan adanya penganiayaan yang menyebabkan korban kritis hingga meninggal dunia.
"Bagian mata senelah kiri ke belakang ada memar, di sebelahnya," singkat Hendy.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Ahli Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Asri Pralebda, mengatakan, metode autopsi yang dilakukan sama seperti pemeriksaan autopsi lainnya, yakni dengan melakukan bedah jenazah di makam korban. Hal ini bertujuan untuk menyelidiki dugaan kekerasan dan penganiayaan seperti yang disampaikan oleh keluarga korban.
Autopsi jenazah Abi Qowi, korban pengeroyokan. (Foto: Diah Harni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Autopsi jenazah Abi Qowi, korban pengeroyokan. (Foto: Diah Harni/kumparan)
"Kita melakukan pemeriksaan untuk mencari tanda-tanda kekerasan seperti dugaan sebelumnya. Apakah kekerasan yang diduga ada, apa bisa menyebabkan kematian," tuturnya.
Namun, ia sendiri juga enggan menjelaskan lebih lanjut hasil autopsi yang telah dilakukan. "Hasil autopsinya akan disampaikan sepenuhnya ke penyidik. Karena penyidik yang minta," pungkasnya.
Qowi Abi Suparto merupakan korban persekusi dan pengeroyokan yang dilakukan oleh 7 orang pelaku di Rumah Tua Vape di kawasan Pejompongan, 29 Agustus lalu. Abi dikeroyok karena dituduh telah mencuri seperangkat vape seharga Rp 1,6 juta dan sebuah sepeda motor.
ADVERTISEMENT
Pengeroyokan tersebut menyebabkan Qowi mengalami luka parah sehingga harus dilarikan ke RS Tanah Abang. Namun kondisinya semakin memburuk sehingga Qowi harus dirujuk ke RS Tarakan. Namun pria tersebut akhirnya meninggal dunia pada tanggal 3 September lalu.