Polisi: Ada Potensi Kelalaian Sekolah di Kasus Aldelia Dibakar Teman

24 Mei 2024 14:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto mendiang Aldelia di rumah duka, Jumat (24/5). Foto: Dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto mendiang Aldelia di rumah duka, Jumat (24/5). Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polisi mulai menyelidiki kasus tewasnya Aldelia Rahma (11 tahun), siswi SDN 10 Durian Jantung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar). Aldelia dibakar ulah kejahilan teman sekelasnya saat membakar sampah dalam kegiatan gotong royong.
ADVERTISEMENT
Kasat Reskrim Polres Kota Pariaman, Iptu Rinto Alwi, mengatakan dalam insiden ini kepolisian menilai kuat dugaan adanya unsur kelalaian dari pihak sekolah karena kurangnya pengawasan oleh para guru.
“Berpotensi ada kelalaian pihak sekolah. Kami akan mintai pertanggungjawaban pidana, kami akan selidiki dan gelar perkara. Kami mintai keterangan dari pihak sekolah dan anak yang menyiram nanti,” kata Rinto kepada kumparan, Jumat (24/5).
Rinto mengungkapkan untuk keluarga korban sudah dimintai keterangan. Dalam minggu depan, pemanggilan dilakukan terhadap pihak sekolah dan anak pelaku penyiraman.
“Karena baru dilaporkan dua, tiga hari, kasus masih dalam proses penyelidikan. Keluarga sudah kami mintai keterangan, untuk saksi-saksi mungkin dalam minggu depan,” ujarnya.
Rinto mengaku sangat miris dengan kejadian ini, apalagi adanya unsur pengawasan pihak sekolah yang kurang. Memang anak pelaku yang melakukan penyiraman dikenal jahil.
ADVERTISEMENT
Keluarga memegang foto mendiang Aldelia di rumah duka, Jumat (24/5). Foto: Dok. kumparan
“Ini pelaku, kan, anak-anak, sedikit nakal, saat membakar sampah, itu ada temannya mengambil botol mineral berisi minyak tanah (versi guru) ke lokal, sebelumnya digunakan juga untuk bakar sampah oleh seorang gurunya. Dibawa ke tempat sampah, direbut oleh anak pelaku ini, disemprotkan ke korban, api menyambar korban,” kata Rinto.
“Api menyambar kaki sampai baju korban. Korban lari ke kamar mandi, ternyata tertutup. Lari ke ruangan kelas. Diketahui oleh guru olahraga lalu mencoba memadamkan api dengan baju yang dipakai. Api padam,” sambungnya.
Rinto mengungkap pihak kepolisian masih mendalami jenis bahan bakar apa yang disiram oleh anak pelaku. Karena dari pemeriksaan sementara, ada dua versi cerita yang berbeda.
“Versi berbeda, dari pihak sekolah minyak tanah yang sudah lama tersimpan. Versi saksi, macam-macam ada menyebutkan warna kuning dan hijau,” kata Rinto.
ADVERTISEMENT

Disuruh Gotong Royong

Menurut hasil pemeriksaan, lanjut Rinto, korban disuruh bersih-bersih oleh wali kelas dan guru olahraga karena keesokan harinya akan ada acara kelompok kerja guru (KKG).
“Anaknya disuruh bakar sampah. Besoknya ada acara KKG, jadi wali kelas dengan guru olahraga menyuruh untuk gotong royong, bersih-bersih dan bakar sampah,” kata Rinto.
“Harusnya diawasi, tapi ini kurang. Awal gotong royong diawasi, tapi pas pembakaran, guru olahraga dan wali kelas sedang membersihkan kamar mandi. Kurang pengawasan. Yang suruh bakar kedua guru (wali kelas dan olahraga), inisiatif mereka,” ujarnya.
Aldelia. Dok: kumparan.