Polisi: Anarko Mulai Lepas Atribut, Mengarah ke Sosmed

27 Oktober 2020 14:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Massa aksi ricuh saat unjuk rasa menolak Omnibus Law, di Kawasan Monas, Jakarta, Selasa (13/10). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Massa aksi ricuh saat unjuk rasa menolak Omnibus Law, di Kawasan Monas, Jakarta, Selasa (13/10). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Polda Metro Jaya meyakini, kelompok Anarko memiliki andil di beberapa demo menolak Omnibus Law yang berujung ricuh. Namun, kelompok ini juga memahami kecurigaan polisi.
ADVERTISEMENT
Mereka lalu mengubah siasat. Di beberapa demo terakhir, mereka mulai melepas atribut, termasuk simbol A yang dilingkari.
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana (kedua kiri) saat konferensi pers terkait kreator admin STM Jabodetabek. Foto: Youtube/Polda Metro
"Mereka punya lambang, A dilingkari. Mereka selalu menggunakan seragam hitam-hitam. Tapi setelah mereka diketahui, mereka berupaya menghilangkan identitas tersebut. Mereka melakukan kegiatannya tidak pakai lambang dan seragam yang ada, mereka mengarah ke yang mereka sampaikan, yaitu ke media sosial," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana, di Polda Metro Jaya, Selasa (27/10).
Massa aksi yang ricuh di tengah unjuk rasa menolak Omnibus Law, di Kawasan Monas, Jakarta, Selasa (13/10). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Kecurigaan polisi ini memang selalu mengarah ke kelompok anarko. Pertama, karena mereka memiliki sifat yang merusak, berbuat anarkis pada setiap kesempatan yang ada.
"Jadi begini anarko ini kan dari kata anarkis, mereka menginginkan kebebasan dan kekerasan, yang mereka anti kemapanan lah," kata Nana.
ADVERTISEMENT
Beberapa kali dalam aksi unjuk rasa, kelompok anarko selalu menjadi kambing hitam. Maka mereka mencoba mengelabui polisi dengan menghilangkan lambang, dan menanggalkan atributnya saat turun ke lapangan. Tapi, pergerakan mereka sebetulnya sudah terbaca oleh kepolisian.
"Tapi dari data yang ada yang sudah kita ketahui, dan terus kita lakukan upaya pencegahan. Di samping itu kami ke depan ini suatu hal yang kemudian kita kaitkan dengan pelajar, apa sudah disusupi dengan mereka, ini oknum pelajar ya, apakah mereka termakan ajaran mereka ideologi mereka, ini sedang kami dalami," tutup Nana.