Polisi Bantah Ada Kata Rasis Saat Tangkap Mahasiswa Papua di Surabaya

19 Agustus 2019 11:18 WIB
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
ADVERTISEMENT
Kerusuhan terjadi di Manokwari, Papua Barat, diduga dipicu kemarahan warga terkait penangkapan mahasiswa Papua di Surabaya. Mereka diduga terpancing emosi karena aparat diduga mengeluarkan kata-kata rasis saat penangkapan.
ADVERTISEMENT
Terkait hal itu, Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung menegaskan, tidak ada tindakan rasis dari aparat kepolisian saat penangkapan terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.
"Tidak ada sama sekali bahwa dilakukan penindasan kepada mereka seperti beredar kabar bahwa ada rasisme atau hal-hal berakibat terjadi pada mahasiswa Papua," ujar Frans di Mapolda Jawa Timur, Senin (19/8).
Sejumlah anggota Detasemen Gegana Satbrimob Polda Jatim menyisir Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan 10, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (17/8). Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Frans mengatakan, justru aparat yang terus berupaya bernegosiasi dengan baik malah diprovokasi dari dalam oleh mahasiswa dari dalam asrama. Karena negosiasi tak kunjung membuahkan hasil, polisi terpaksa melakukan tindakan tegas.
"Yang ada provokasi dari dalam yang mengakibatkan OKP dan masyarakat terpancing sehingga masuk dalam. Di Malang juga kalau tidak diselamatkan oleh Polri bagaimana dengan masyarakat Malang," tambah dia.
Massa melakukan aksi pembakaran di akses jalan menuju Bandara Rendani, Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8). Foto: Balleo News
Untuk itu, Frans meminta masyarakat lebih objektif dalam melihat permasalahan ini. Warga juga diminta tidak terprovokasi isu tak jelas yang disebar di media sosial.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada kepolisian me-labelling seseorang. Yang ada hanya selentingan dari OKP tertentu yang akan kita lakukan penyelidikan. Tidak ada rasisme, yang ada hanyalah pemancingan emosi dari dalam yang justru masyarakat Jatim terpancing dan dari beberapa OKP," ucap dia.