Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Polisi Bantah Kabar Bidan yang Tangani Bayi di Tasikmalaya Melarikan Diri
22 November 2023 19:17 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Bidan di Klinik Alifa di Tasimalaya, yang membantu persalinan seorang ibu bernama Nisa Armila (23) disebut melarikan diri usai bayi tersebut meninggal karena diduga pelayanan yang buruk.
ADVERTISEMENT
Menanggapi kabar tersebut, Kasatreskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Fetrizal, membantah kabar itu. Dia memastikan kabar tersebut hoaks. Fetrizal menyebut bidan tersebut merupakan pemilik klinik. Namun dia tidak mengungkap identitas bidan tersebut.
"Kami pada hari ini sudah pemeriksaan terhadap pemilik klinik tersebut, jadi untuk kabar atau berita yang menyampaikan bahwa pemilik klinik kabur, ini dapat kami bantah," kata dia di Polres Tasikmalaya Kota pada Rabu (22/11).
Faktanya, sambung Fetrizal, polisi telah memintai keterangan dari tiga bidan yang ada di klinik tersebut termasuk pemilik klinik pada hari ini. Mereka pun akan dipanggil lagi untuk dimintai keterangan tambahan.
"Bahwa pada hari ini kami ada melakukan pendalaman atau pemeriksaan terhadap pemilik klinik," ucap dia.
Dijadikan konten tanpa izin keluarga
Suami Nisa, Erlangga mengatakan usai istirnya melahirkan, Senin (13/11) malam, bidan di klinik itu menjadikan anaknya sebagai bahan praktik bagi sejumlah mahasiswa yang magang di ruang bersalin. Bahkan, anaknya itu sempat difoto dan dijadikan bahan untuk konten di media sosial. Hal tersebut dilakukan tanpa izin kepada pihak keluarga.
ADVERTISEMENT
Sementara, pihak keluarga dilarang untuk masuk ke ruangan bersalin. Istri dari Erlangga yang baru saja melahirkan malah diminta untuk membersihkan badannya sendiri yang berlumuran darah.
"Istri saya dibiarkan tidak di rawat dengan baik pasca-melahirkan, masih banyak sisa darah di badan istri saya, di punggung, di perut di kaki semuanya, sama sekali tidak dibersihkan, hanya ditutupi kain samping," papar dia.
Selain itu, anaknya yang berbobot 1,5 kg itu ternyata tak dimasukkan oleh bidan ke dalam tabung inkubator yang sesuai dengan standar medis.
Erlangga sempat menanyakan soal kondisi anaknya ke bidan dan diberi tahu bahwa berat badan anaknya memang tak normal dan napasnya dalam kondisi tak baik. Bidan di klinik pun menyebut bakal berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk dapat memastikan perlu atau tidaknya tindakan inkubator.
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya pada Selasa (14/11) sekitar pukul 07.00 WIB, bidan memberi tahu bahwa anak dari Erlangga diperbolehkan pulang. Bidan juga memberi tahu bahwa anaknya dalam kondisi normal dan sehat sehingga tak memerlukan tindakan inkubator. Pihak klinik hanya memberi tahu bahwa harus dilakukan kontrol rutin.
Setibanya di rumah, pada pukul 21.00 WIB, kondisi kesehatan anaknya tiba-tiba menurun karena jantungnya berhenti berdetak.
Erlangga yang panik langsung kembali ke klinik. Namun, setibanya di sana, klinik tersebut sudah tutup. Tak patah arang, dia menggedor pintu klinik berulangkali hingga ada seorang bidan yang keluar dan langsung mengecek kondisi anaknya. Setelah dicek, anaknya kemudian dinyatakan telah meninggal dunia.
"Dia memeriksa anak saya lalu menyebutkan bahwa anak saya sudah meninggal," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Tak ada penjelasan dari pihak klinik soal penyebab anaknya meninggal dunia. Anaknya bahkan tak diberi surat kematian. Dari sana, Erlangga bergegas menuju ke RS Jasa Kartini Tasikmalaya karena berharap anaknya masih hidup. Di sana, anaknya sempat diperiksa namun dinyatakan sudah meninggal dunia dan diberi surat kematian.