Polisi Bentuk Tim Usut Kasus Dokter Aulia: Rekan Kerja dan Kekasih Diperiksa

19 Agustus 2024 13:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro. Foto: Artik Oktavianty/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro. Foto: Artik Oktavianty/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kepolisian membentuk tim untuk mengusut dugaan perundungan yang diduga dialami dokter Aulia Risma Lestari (30), mahasiswa PPDS Prodi Anestesi FK Universitas Diponegoro (Undip), yang yang bunuh diri. Polisi memeriksa rekan kerja, orang tua korban hingga kekasih korban.
ADVERTISEMENT
"Sekarang sudah kami bentuk tim untuk gali informasi terkait adanya dugaan perundungan. Tim sedang bekerja. Minggu ini akan lakukan pemeriksaan di circle, teman-teman, orang tua, sahabat, kekasih yang bersangkutan,"ujar Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, di kantornya, Senin (19/8).
Irwan mengatakan, dalam kasus dokter Aulia ada dua kesimpulan terkait penyebab kematiannya. Pertama apakah korban menyuntikkan obat itu untuk meringankan sakitnya atau memang bunuh diri.
Undip mengucapkan duka cita atas meninggalnya dokter peserta PPDS Prodi Anestesi FK Undip, 15 Agustus 2024. Foto: Dok Undip
"Terkait kematian almarhumah kami kan mengacu pada 2 premis, apakah ini kelalaian atau niatnya memang bunuh diri," jelas dia.
Irwan juga menyebut, korban meninggal dunia setelah menyuntikkan dirinya menggunakan obat bernama Roculax. Obat itu berfungsi untuk melemaskan otot.
"Keterangan sementara yang dapat kami sampaikan mereknya Roculax, adalah obat yang diperuntukkan untuk relaksasi terhadap korban dalam proses pembedahan. Apakah ini digunakan korban dalam rangka mengobati sakitnya atau tidak, nanti akan kami komunikasikan dengan ahli," kata Irwan.
Surat Kemenkes soal dugaan kasus bunuh diri peserta PPDS Undip di RS Kariyadi Semarang, Agustus 2024 Foto: Dok. Istimewa
Aulia merupakan dokter RSUD Kardinah Tegal yang ditugaskan mengambil spesialisasi anestesi di Undip bertempat di RSUP dr Kariadi. Ia ditemukan meninggal dunia pada Senin (12/8) di kamar kosnya.
ADVERTISEMENT
Kemenkes menghentikan PPDS Anestesi Undip di RSUP Dr Kariadi Semarang tempat korban menempuh pendidikan spesialis karena ada dugaan perundungan.
Namun, Undip sudah membantah soal isu perundungan itu.
Siaran pers Rektor Undip membantah bullying di Prodi Anestesi PPDS FK Undip, 15 Agustus 2024. Foto: Dok Undip