Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Polisi Dalami Dugaan PO Bus yang Kecelakaan di Sumedang Bayar Calo Rp 90 Juta
16 Maret 2021 14:43 WIB
ADVERTISEMENT
Polisi masih menyelidiki kecelakaan maut bus yang membawa rombongan siswa dan guru SMP IT Al-Muaa'wanah Cisalak, Subang, di Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang . Akibat kecelakaan ini, sebanyak 29 orang meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
"Kalau izin sama PO busnya ada, cuma mungkin prosesnya mereka tidak mengurus sendiri tapi lewat biro jasa ya mungkin saja," kata dia melalui sambungan telepon, Selasa (16/3).
"Kita belum dalami (lebih lanjut) masalah itu (bayar Rp 90 juta). Masih didalami," lanjut dia.
Sementara itu, menurut Eko, uji KIR bus itu sudah tak berlaku sehingga semestinya sudah tak boleh dipakai. Dugaan sementara hasil olah TKP, bus nahas tersebut mengalami kecelakaan lantaran rem blong.
"KIR-nya mati. Seharusnya enggak boleh jalan ya, harus dicek dulu KIR-nya," kata dia.
ADVERTISEMENT
Bus yang mengalami kecelakaan maut itu merupakan bus pariwisata bernama Sri Padma bernomor polisi T 7591 TB. Bus nahas itu mengangkut puluhan peziarah dan study tour SMP IT Al-Muaa'wanah, Cisalak, Subang, yang baru pulang berziarah dari Pamijahan, Tasikmalaya.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menduga pemilik PO merasa kesulitan mengurus izin, lantaran tidak mengetahui kini sudah ada aplikasi pendaftaran yang namanya Spionam.
"Saya tanya kemarin kenapa belum? Katanya kok susah dan sebagainya. Kenapa susah kan sudah menggunakan aplikasi seperti itu. Bahkan jangan lewat calo," lanjut Budi di Talkshow Sumatera Roadshow 2021 with PepalZ TV virtual, Minggu (14/3).
Budi pun kaget atas dugaan pemilik PO membayar calo pendaftaran. Jika memang terbukti membayar Rp 90 juta, Budi mempertanyakan ke mana uang tersebut.
ADVERTISEMENT
"Saya mendengar tadi Pak Yani (Direktur Angkutan dan Multimoda Ditjen Hubdar Kemenhub Ahmad Yani) kaget ada calo dengan dalih akan membantu meminta uang cukup besar sampai Rp 90 juta. Nanti kalau seperti itu pengusaha tahunya nanti kalau mau ngurus harus nyiapin duit sampai sekian puluh juta. Duitnya ke mana? Bukan ke kita," lanjut Budi.