Polisi Duga Paskibraka di Tangsel Meninggal Akibat Beban Latihan Berat

13 Agustus 2019 17:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers di Mako Polres Tangsel, terkait kasus anggota paskibraka yang meninggal. Foto: Andesta Herli Wijaya
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers di Mako Polres Tangsel, terkait kasus anggota paskibraka yang meninggal. Foto: Andesta Herli Wijaya
ADVERTISEMENT
Selama 13 hari polisi mendalami kasus meninggalnya Aurelia Qurrota Ain, anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang meninggal dalam masa pelatihannya.
ADVERTISEMENT
Dari penyelidikan itu polisi telah menyatakan, tidak ada bukti kekerasan di tubuh Aurelia. Pernyataan itu membantah pemberitaan selama ini beredar yang mengatakan Aurelia meninggal karena kekerasan dari seniornya.
Meski begitu, polisi mencatat adanya unsur aktivitas berlebihan yang menyebabkan anggota Paskibraka kelelahan parah dan berujung dengan kematian.
“Kalau kita katakan penyebab pastinya, kemungkinan besar karena sakit, akumulasi dari kegiatan yang bersangkutan dalam menghadapi pelatihan Paskibraka ini,” ungkap Kapolres Tangsel AKBP Ferdy Irawan dalam jumpa pers di Mako Polres Tangsel, Selasa (13/8).
Hadir dalam jumpa pers ini Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany, Komisioner KPAI Jasra Putra, dan pemerhati anak Seto Mulyadi alias Kak Seto.
Sejumlah anggota Paskibraka latihan di Lapangan Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PP PON) Cibubur, Jakarta Timur. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Kegiatan-kegiatan yang berat dan melelahkan itu, kata Ferdy, tidak dikomunikasikan dengan baik oleh anggota Paskibraka, sehingga tidak tertangani dengan baik pula.
ADVERTISEMENT
“Tetapi mungkin karena semangat daripada almarhumah ini untuk mengikuti pelatihan, hal tersebut tidak dirasa dan tidak mau menyampaikan kepada orang tuanya. Akumulasi inilah yang kemungkinan menyebabkan pagi hari kejadian itu yang bersangkutan jatuh dan dinyatakan meninggal dunia,” terangnya.
Aktivitas yang berlebihan itu yaitu latihan pendisiplinan melalui kegiatan fisik, berupa push up, squat jump, serta berlari. Selain itu, ada pula kegiatan menulis diary di rumah yang dinilai semakin memberatkan para anggota Paskibraka.
Berdasarkan hasil penyelidikan itu, kata Ferdy, perlu dilakukan evaluasi terhadap pola latihan Paskibraka ke depannya. Hal itu guna mengetahui seberapa efektif pelatihan-pelatihan, berikut model pendisiplinan Paskibraka diterapkan saat ini.
“Itulah tadi yang harus dievaluasi, kenapa harus ada tugas tambahan berupa menulis diary. Ada buku diary semua anggota yang dirobek pelatih karena ada satu orang siswa yang tidak menulis, memang itu untuk memupuk kebersamaan. Itu semua peserta pelatihan dirobek oleh seniornya,” papar Ferdy.
ADVERTISEMENT
“Ini kan kalau kita lihat dari kacamata untuk anak 15-17, menurut kami akan sangat menguras fisik dan energi para siswa ini. Itu yang kami maksud mungkin perlu dievaluasi,” pungkasnya.
Aurelia Qurrota Ain meninggal pada Kamis 1 Agustus 2019. Siswi SMA Islam Al Azhar BSD itu mendadak jatuh dan tidak sadarkan diri di rumahnya.
Saat dibawa ke rumah sakit, Aurelia dinyatakan sudah meninggal dunia. Ayah Aurelia mengatakan ada sejumlah luka lebam di tubuh anaknya.
Aurel meninggal saat masih berada dalam masa latihan sebelum pengibaran bendera Merah Putih untuk Upacara Kemerdekaan 17 Agustus 2019 tingkat Kota Tangsel.