Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
Kepolisian India menggerebek puluhan toko buku di Kashmir. Mereka lalu menyita buku-buku terkait Islam.
ADVERTISEMENT
Keterangan kepolisian, penggerebekan berdasarkan laporan intelijen. Lewat laporan itu terdapat dugaan penjualan dan distribusi tersembunyi buku-buku, yang disebut kepolisian, menyebarkan ideologi terlarang.
Belum diketahui buku-buku apa saja yang disita. Tapi, keterangan pemilik toko yang digerebek, polisi menyita buku karya pendiri parpol Islam Jamaat-e-Islami, Abul A'la Maududi.
Pemilik toko, yang namanya dirahasiakan karena alasan keamanan, mengatakan penggerebekan dilakukan pada Sabtu (15/2) di kota utama Kashmir, Srinagar, seperti dikutip dari AFP.
“Mereka (polisi) datang dan mengambil semua salinan buku yang ditulis oleh Abul A'la Maududi dengan mengatakan buku-buku ini dilarang," kata pemilik toko itu.
Adapun Kashmir adalah wilayah sengketa setelah kemerdekaan India dan Pakistan dari Inggris. Kedua negara Asia Selatan itu sampai sekarang saling klaim kepemilikan wilayah itu secara penuh.
ADVERTISEMENT
Pemberontak Kashmir di India menuntut kemerdekaan secara penuh dari pemerintahan pusat di New Delhi atau bergabung dengan Pakistan.
Sementara itu, PM Modi telah melarang parpol Jamaat-e-Islami di Kashmir. Pemerintahan Modi mencap parpol itu sebagai organisasi pelanggar hukum.