Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Polisi India Tembakkan Gas Air Mata & Pukul Pedemo Kasus Perkosaan Sadis Dokter
27 Agustus 2024 18:04 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Polisi di India menembakkan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan demo pada Selasa (27/8). Polisi juga memukul pedemo.
ADVERTISEMENT
Ribuan orang menggelar unjuk rasa di Kolkata (dulu Kalkuta) menuntut pengunduran diri seorang pejabat tinggi setempat.
Massa menuduh pejabat tersebut tidak becus menangani kasus pemerkosaan berujung pembunuhan sadis seorang dokter muda awal Agustus itu. Tewasnya dokter itu memicu demo besar di seantero India.
Kejadian sadis itu menimpa dokter wanita berusia 31 tahun yang sedang bekerja di RS R.G. Kar di Kalkuta. Insiden tersebut pula menyoroti rentannya keamanan dan pekerja medis di India.
Pada demo Selasa ini, massa mencoba mendekat kantor pemimpin Negara Bagian West Bengal, Mamta Banerjee. Mereka meminta Mamta Banerjee meletakkan jabatannya lantaran kasus pemerkosaan berujung pembunuhan sadis itu belum menemukan titik terang.
Polisi menutup jalan menuju kantor Mamta Banerjee. Ketika massa menerobos masuk, polisi memukul dengan tongkat. Saat bersamaan gas air mata dan meriam air ditembakkan.
ADVERTISEMENT
"Sebanyak empat orang aktivis pelajar ditangkap sebelum demo," ujar Kepolisian West Bengal seperti dikutip dari Associated Press.
Polisi mengatakan, pelajar yang ditangkap karena berupaya memicu kerusuhan besar.
Terkait kasus kematian tersebut, pengadilan tinggi di India membentuk gugus tugas nasional. Kelompok ini akan menyusun rekomendasi keselamatan kerja tenaga medis.
Dari hasil autopsi awal, ditemukan fakta terjadi pelecehan seksual terhadap dokter yang terbunuh. Baru satu orang relawan kepolisian yang ditangkap.
Keluarga percaya banyak yang terlibat perkosaan berujung pembunuhan sadis itu. Mereka menduga apa yang terjadi pada korban adalah perkosaan massal.